Senin, 07 September 2009

Dan Jessica pun berSyahadat menerima Islam


Hari Sabtu, 14 Oktober lalu, dilakukan buka puasa dengan mengundang tetangga-tetangga non Muslim di Jamaica Muslim Center, salah satu mesjid yang saya pimpin di kota dunia ini. Acara ini kami namai “Open House Iftar”. Memang unik, karenanya asumsinya buka puasa itu adalah mengakhiri puasa yang dilakukan oleh kaum Muslimin. Tapi sore itu, justeru hadir bersama di antara lima ratusan Muslimin di Jamaica Muslim Center puluhan non Muslim dari kalangan tetangga.
Menjelang buka puasa itu saya tiba-tiba saya dikejutkan oleh seorang murid saya yang baru masuk Islam seminggu menjelang bulan puasa. Namanya Carissa Hansen. Beliau yang telah saya ceritakan proses Islamnya terakhir kali. Bersama beliau juga datang seorang gadis belia yang nampak sangat muda. Dengan jilbabnya rapih, saya menyangka dia seorang gadis Libanon atau Palestina.

Setelah menyampaikan ucapan selamat datang, gadis tersebut memperkenalkan diri dengan malu-malu. “Hi, I am Jessica”. Tentu dengan ramah saya balas sapaannya dengan “Hi, how are you? Welcome to our event!”.

Tiba-tiba saja Carissa menyelah bahwa Jessica ini ingin sekali tahu Islam. Rupanya Jessica bekerja merawat orang-orang “handicapped” (cacat) di kota New York. Dalam salah satu kelas khusus bagi orang-orang cacat inilah, Jessica bertemu dengan Carissa yang baru sekitar 2 minggu masuk islam. Carissa yang memang bersemangat itu menjelaskan kepadanya siapa dia dan Islam yang dianutnya.

Setelah berkenalan beberapa saat saya ketahui kemudian bahwa Jessica ini berayah seorang Muslim keturunan Suriah tapi beribu Spanyol. Namun demikian, selama hidupnya belum pernah belajar Islam. Menurutnya, ayahnya memang orang Suriah tapi dia tidak pernah mengajarnya bahasa Arab (barangkali dimaksudnya Islam). Bahkan (maaf) dia menggelari ayahnya “Cassinova”, yang awalnya saya sendiri tidak tahu artinya. Ternyata dia menjelaskan bahwa “cassinova man” itu adalah seseorang yang “dating many women at the same time”. Menurut Jessica lagi, ayahnya kini sakit keras. Punya lima anak dari 5 ibu yang berbeda.

Oleh karena memang ayahnya tidak melakukan ajaran agama, apalagi mengajarkan anaknya agama Islam, Jessica sendiri merasa lebih Katolik mengikuti agama ibunya. Oleh karenanya, walaupun tidak ke gereja, dia merasa ada ikatan dengan agama Katolik ibunya.

Sore itu, setelah bertanya beberapa hal, tiba-tiba saja dia menyelah “I think this is the right religion to follow”.
Saya kemudian menjelaskan lebih detail mengenai islam dan dasar-dasar Iman. Alhamdulillah, bersamaan dengan acara buka puasa hari itu saya tuntun Jessica mengucapkan syahadah “Laa ilaaha illa Allah-Muhammadan Rasulullah” diringi pekik takbir kaum Muslimin yang sedang mencicipi buka puasa.

Beberapa hari kemudian saya tanya “did you tell your family regarding your Islam? “ Dian menjawab “not yet, but studying doing my prayer secretly”. Ketika saya tanya apakah Bapaknya juga belum tahu kalau dia Muslim? Dia mengatakan bahwa “my father does not want to know that”. Saya tanya kenapa? Dia bilang “If he knows he will be embarrassed being a Muslim but never told us about his religion”. Saya hanya mengatakan “astaghfirullah”.

Kini Jessica rajin mengikuti acara-acara ceramah atau pengajian saya. Pada hari Raya yang lalu Jessica ikut kami sekeluarga keliling silaturrahim ke berbagai rumah. Begitu senangnya hingga berkata: “I never experienced such a wonderful day”.

Jessica termasuk anak yang gagal sekolahnya. Ketika berumur 16 tahun terpaksa menikah karena hubungannya dengan seorang pemuda. Dia tidak menamatkan SMA sekalipun. Setelah menikah ternyata dia menjadi bulan-bulanan suami yang pemabuk dan bahkan pengkonsumsi narkoba. Perkawinan itupun tidak berumur panjang. Sejak itu pula, ayah Jessica mengalami penyakit jantung kronis dan kesehatannya semakin menurun. Maka dengan sendirinya hanya ibunyalah yang mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Inilah yang mendorong Jessica kemudian untuk bekerja membantu sang ibu.

Kini Jessica bertekad untuk kembali belajar dan bercita-cita untuk menjadi perawat. Alasannya karena dia senang membantu orang lain. Dua hari lalu Jessica menelpon saya memberitahu bahwa dia berjuang untuk shalat di rumahnya. “I feel it’s not clean, and my brother is laughing at me when he sees me doing it”. Saya terkejut karena saya kira Islamnya masih dirahasiakan. Ternyata menurutnya, semua sudah tahu kecuali ayahnya. Dia masih sungkan memberi tahu ayahnya karena menurutnya jangan sampai tersinggung sedangkan dia sekarang ini sakit keras.

Saya ingatkan Jessica “jika kamu berhasil menyadarkan ayahmu sebelum meninggal, maka itu pemberian yang paling berharga dari seorang anak kepada seorang ayahnya”. Jessica hanya tersenyum secara berucap “I hope so. Pray for me!”

Semoga Allah selalu menunjuki jalanmu Jessica!

Jumat, 28 Agustus 2009

Willibrordus Romanus Lasiman : Apa Agama Yesus?


Ketika beragama Katolik, Lasiman bernama baptis Willibrordus, ditambah nama baptis penguatan (kader) Romanus. Jadilah ia dikenal sebagai Willibrordus Romanus Lasiman. Lasiman atau akrab dipanggil Pak Willi. Kegelisahan demi kegelisahan menyerang keyakinannya. Akhirnya ia pun berkelana dari Katolik ke Kristen Baptis, lalu pindah ke Kebatinan Pangestu (Ngestu Tunggil), mendalami kitab Sasongko Jati, Sabdo Kudus, dan lainnya. Ia juga terjun ke perdukunan dan menguasai berbagai kitab primbon dan ajian. Tujuannya satu, mencari dan menemukan kebenaran hakiki.

Ketika bertugas sebagai misionaris di Garut, Allah mempertemukannya dengan prof Dr Anwar Musaddad, berdiskusi tentang agama. Diskusi inilah yang menuntunnya pada Islam. Allah memberikan hidayah ketika ia berusia 25 tahun. Lalu, Willi pulang ke Yogya dan berdiskusi dengan Drs Muhammad Daim dari UGM. Akhirnya, 15 April 1980, Willi berikrar dua kalimat syahadat, masuk dalam dekapan Islam dengan nama Wahid Rasyid Lasiman. Sejak itu, Willi tekun mengkaji Islam di pesantren. Dari pesantren inilah, Ia menjadi ustadz yang rajin berdakwah dari kampung k kampung di Sleman, Yogyakarta, hingga pelosok kampung di kaki Gunung Merapi.

Untuk memenuhi nafkah keluarganya, Willi mengajar di sebuah SMP Negeri di kota Gudeg. Sedangkan ilmu Kristologi yang dimilikinya sejak jadi misionaris, membuatnya menjadi rujukan jamaah untuk bertanya tentang perbandingan Islam dan Kristen. Ustadz Wahid alias pak Willi, adalah mubaligh tangguh yang mahir dalam Kristologi.

Untuk memuluskan dakwahnya, Willi menyusun buku-buku dan VCD untuk kalangan sendiri, berisi kisah nyata perjalanan rohaninya. Hal ini membuat agama lain cemburu pada dakwahnya yang agresif. Tabloid Sabda, media milik Katolik di Jakarta, pernah menyorot Willi di rubrik utama dengan judul cover "Gereja katolik Kembali Difitnah Mantan Misionaris Willibrordus Romanus Lasiman (Ustadz Drs Wachid Rasyid Lasiman)".

Yang dimaksud Sabda adalah uraian Pak Willi dalam buku Yesus Beragama Islam. Dalam bukunya itu, Willi menyatakan, Yesus sebenarnya bukan beragama Kristen atau katolik, melainkan seorang Muslim. Pemred Tabloid Sabda, Peter, menulis artikel berjudul "Kok berani-beraninya Ustadz Wachid Rasyid Lasiman Meng-Islamkan Yesus".

Kemarahan Peter dalam tulisannya ini, tampak nyata. Sang Pemred ini menggunakan kata-kata kasar dengan menyebut Willi sebagai orang "ngawur, konyol, naif, melancarkan fitnah dan lainnya. Sementara, di akhir tulisan, Peter mengimbau pembacanya, "Bagi umat Kristian, menghadapi fenomena seperti ini sebaiknya dengan kepala dingin saja. Tidak usah emosi karena tidak ada manfaatnya sama sekali."

Sementara itu, dalam menghakimi pendapat Willi, peter menulis, "Kalaupun diperbolehkan menyebutkan Yesus itu agamanya Apa? Maka tentu lebih masuk akal mengatakan Yesus beragama Katolik atau Kristen daripada mengatakan Yesus beragama Islam. Tapi, Yesus sesungguhnya bukan pengikut atau penganut agama Kristen Katolik atau Kristen Protestan, melainkan dialah Kristus sang juru selamat manusia dan dunia. Itulah iman orang Kristen," (hlm 4).

Jadi, apa agama Yesus? pertanyaan ini sering menjadi bahan diskusi yang hangat dan menarik. Jika dijawab Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia, maka dia tak perlu agama dan tak beragama. Maka, pernyataan ini bisa dipahami bahwa Yesus tak beragama, artinya Yesus itu ateis. Menurut Yossy Rorimpadel, dari Sekolah Tinggi Teologi "Apostolos", Yesus itu beragama Yahudi. Lalu, mengapa pengikutnya tak beragama Yahudi?

Jika Yesus beragama Katolik, mana dalilnya? kapan Yesus memproklamirkan dirinya beragama Katolik? Jika dinyatakan, Yesus beragama Kristen Protestan, lebih tidak masuk akal lagi, Sebab, Protestan lahir pada abad ke-16, saat bergulirnya pergerakan Reformasi gereja yang dimotori oleh Martin Luther dan John Calvin.

Pendeta Yosias Leindert Lengkong dalam buku Bila Mereka Mengatakan Yesus Bukan Tuhan menyebutkan, istilah "Kristen" muncul di Antiokhia pada 41 Masehi. Dan, yang mengucapkan kata "Kristen" atau "Kristianos" bukan murid Yesus atau orang terpercaya, tapi justru orang-orang luar (hlm.77). Pendapat ini cukup beralasan, karena dalam Alkitab, Yesus tak pernah bersinggungan dengan kata "Kristen".

Kata ini, muncul pertama kali di Antiokhia setelah Yesus tidak ada. (Lihat Kisah Para Rasul 11:26). Jelaslah, Yesus tak beragama Kristen, baik Katolik maupun Protestan. Riwayat penyebutan "Kristen" tidak mempunyai asal-usul dan persetujuan dari Yesus. Label dan penamaan Kristen diberikan pada pengikut (agama) Yesus, setelah bertahun-tahun Yesus tidak ada.

Tudingan Peter bahwa Willi "meng-Islamkan" Yesus pun tidak tepat. Karena, yang menyatakan Nabi Isa beragama Islam itu bukan Pak Willi alias Ustadz Wachid, melainkan Allah SWT sendiri. Dalam al-Qur'an disebutkan, satu-satunya agama yang diridhai Allah hanyalah ISlam (QS Ali Imran: 19,85,102). Karenanya, semua Nabi beragama Islam dan pengikutnya disebut muslim (QS Ali Imran:84). Islam telah diajarkan oleh paran Nabi terdahulu (QS al-Hajj:78). karena Isa Almasih adalah Nabi Allah, maka dia dan pengikutnya (Hawariyyun) pub beragama Islam (QS al-Maidah:111, Ali Imran :52).

Semua Nabi beragama dan berakidah sama, yakni Islam. Perbedaan mereka hanya pada syariatnya (QS al-Hajj:67-68). Rasulullah saw bersabda: "Aku adalah orang yang paling dekat dengan Isa putra Maryam di dunia dan akhirat. Dan semua Nabi itu bersaudara karena seketurunan, ibunya berlainan sedang agamanya satu (ummahatuhum syattaa wa dinuhum wahid)," (HR Bukhari dari Abu Hurairah ra).

Islam tak mengklaim sebagai agama baru yang dibawa Nabi muhammad ke Jazirah Arabia, melainkan sebagai pengungkapan kembali dalam bentuknya yang terakhir dari agama Allah SWT yang sesungguhnya, sebagaimana ia telah diturunkan pada Adam dan Nabi-nabi berikutnya.

Satu-satunya kitab suci di dunia yang mengungkapkan agama Yesus, hanya al-Qur'an. Al-Qur'an menyebutkan, Nabi Isa sebagai Muslim, sedangkan Bibel tidak menyebutkan Yesus beragama Kristen atau Yahudi. Kok, berani-beraninya Peter menuduh Willi ngawur. Lalu, mengatakan lebih masuk akal, jika Yesus beragama katolik atau Kristen daripada Yesus beragama Islam. (sabili/al-islahonline.com)


Dari Pesantren ke Pesnatren : PP AL HAWAARIYYUN, Terapkan Diklat Sistem Paket

PONDOK pesantren selama ini identik dengan tempat pendidikan agama Islam dan para santri mondok di lingkungan pesantren. Di Ponpes Al Hawaariyyun, kelaziman tersebut ternyata tidak terjadi. “Kami menerapkan pendidikan kilat sistem paket. Peserta dikelompokkan dalam satu paket dan pelajaran diberikan dengan metode singkat,” kata ustadz Drs H Willibrordus Romanus Lasiman, pengasuh PP Al Hawaariyyun.

Tujuan utama dari pesantren ini adalah membentuk sikap dan wawasan dasar tentang Islam, serta menanamkan ajaran agar santri tidak terpengaruh untuk masuk ajaran agama lain. Misi tersebut sebenarnya sangat berat. Rasanya tidak mungkin diberikan dalam waktu singkat. Namun, karena ustadz Willi sebelum menganut Islam dan kemudian mendirikan pesantren adalah penganut agama lain, sehingga dia mempunyai strategi penguatan aqidah Islam yang praktis dan efektif.

“Cukup dengan pertemuan intensif selama sepuluh jam, saya bisa meyakinkan dan menguatkan kepercayaan santri akan kebenaran ajaran Islam. Tetapi, tidak sedikit santri kurang puas hanya bertatap muka sepuluh jam. Sehingga, rata-rata proses diklat berlangsung tiga hari,” tambah Willi yang setelah menganut Islam bernama H Wakhid Rosyid Lasiman ini.

Selama diklat, rombongan santri tinggal di komplek pesantren yang terletak di dusun Cakran Wukirsari Cangkringan Sleman. Jumlah peserta per paket sangat variatif. Dua santri pun dilayani. Tapi, rata-rata tiga puluh orang. Tingkat usia dan pendidikan tidak menjadi soal. Kebanyakan, santri diklat berasal dari luar daerah, seperti Magelang, Surabaya, Bogor dan Jakarta.

Justru santri dari lingkungan sekitar pesantren jumlahnya minim. Mungkin, mereka belum terbiasa dengan sistem pendidikan kilat. Namun bukan berarti masyarakat sekitar tidak peduli dengan keberadaan Al Hawaariyyun. “Setiap kami menyelenggarakan kegiatan, masyarakat selalu berpartisipasi. Termasuk ketika membangun gedung pesantren,” katanya lagi.

Beberapa santri Al Hawaariyyun merupakan penganut Islam baru. Ini barangkali dilatarbelakangi perjalanan sang ustadz yang sebelumnya non muslim.

Tidak ada semacam standar biaya diklat. Santri diminta untuk menghitung, apa saja yang menjadi kebutuhannya selama diklat. Misalnya kebutuhan konsumsi. Mereka boleh memasak sendiri atau menyerahkan ke pengelola pesantren. Lalu jika santri ada kelebihan dana, boleh berinfak untuk membantu membayar rekening listrik. “Tidak ada ketentuan untuk honorarium ustadz,” aku guru SMP 15 Yogya ini.

Biaya operasional pondok termasuk pembangunan gedung, sebagian besar diambilkan dari hasil penjualan buku karya Willi. Setelah masuk Islam, ia berhasil menerbitkan empat buku. Juga, sebagian gaji Willi dan isterinya sebagai pegawai negeri serta uang transpor yang diperoleh jika berceramah ke luar kota, disumbangkan untuk mendanai operasionalisasi pesantren.

Pesantren ini didirikan sekitar tahun 1987. Berarti tujuh tahun setelah Willi mendalami Islam dan sempat nyantri ke beberapa kiai dan PP Jaga Satru, Cirebon asuhan KH Ayib Muhammad. Selain menyelenggarakan diklat, Al Hawwariyyun juga mengkoordinir penyaluran zakat dan hewan kurban di wilayah Kaki Merapi. Juga, mengkoordinir kegiatan 15 Taman Pendidikan Al Qur’an.

Metode pendidikannya dengan ceramah, diskusi dan latihan memecahkan masalah melalui metode taktis dan praktis. Selama pertemuan, dibiasakan metode dialogis.

Jumlah santri peserta diklat telah mencapai angka ribuan orang. Selain menyelenggarakan pendidikan di lingkungan pondok, pesantren ini juga sering menggelar diklat di luar pondok. Bahkan ke luar kota, seperti Bogor dan Jakarta. “Tidak sedikit pula sekelompok masyarakat mengundang kami datang ke rumah salah satu peserta dan proses diklat dilangsungkan di sana,” tambahnya.

Willi mengaku, sebelum menganut Islam, dia seorang petualang agama. Pernah dibaptis, beberapa kali mengikuti aliran kepercayaan serta nyantrik ke dukun untuk meguru ilmu kanuragan sudah tidak terhitung. “Dari petualangan itu, saya hanya mendapat kehampaan. Tidak ada ketenangan, bahkan yang ada hanya rasa cemas dan takut. Tapi, setelah mendalami Islam, hidup ini jadi tenang dan indah!” tuturnya.(Daryanto)

Yahya Yopie dan Keluarganya, Mantan Pendeta Yang Memeluk Islam


Warga di kota Tolitoli di penghujung bulan Ramadan 1427 Hijriah belum lama ini, dihebohkan dengan salah seorang pendeta bersama seluruh keluarganya memeluk Islam. Di mana-mana santer dibicarakan soal Pendeta Yahya Yopie Waloni dan keluarganya masuk Islam. Bahkan media internet pun sudah mengakses kabar ini. Bagaimana aktivitas eks pendeta itu setelah memeluk Islam. Berikut kisahnya:
PAGI menjelang siang hari itu, nuansa Idul Fitri 1427 Hijriah masih terasa di Tolitoli. Hari itu baru memasuki hari ke-9 lebaran. Kendati terik panas matahari masih mengitari Tolitoli dan sekitarnya, tetapi denyut aktivitas warga tetap seperti biasa.

Begitupun di sekitar Jalan Bangau, Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kabupaten Tolitoli. Aktivitas sehari-hari warga berjalan seperti biasa. Kecuali di salah satu rumah kost di jalan itu, pintunya tampak masih tertutup rapat. Di rumah kost inilah, Yahya Yopie Waloni (36), bersama istrinya Lusiana (33) dan tiga orang anaknya tinggal sementara.

“Pak Yahya bersama istrinya baru saja keluar. Sebaiknya bapak tunggu saja di sini, sebelum banyak orang. Karena kalau pak Yahya ada di sini banyak sekali tamunya. Nanti bapak sulit ketemu beliau,” jelas ibu Ani, tetangga depan rumah Yahya kepada Radar Sulteng.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. Hari itulah Yahya dengan tulus mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah memeluk Islam, nama Yahya Yopie Waloni diganti dengan Muhammad Yahya, dan istrinya Lusiana diganti dengan Mutmainnah. Begitupun ketiga anaknya. Putri tertuanya Silvana (8 tahun) diganti dengan nama Nur Hidayah, Sarah (7 tahun) menjadi Siti Sarah, dan putra bungsunya Zakaria (4 tahun) tetap menggunakan nama itu.

Mohammad Yahya sebelum memeluk Islam, pernah menjabat Ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong tahun 2000-2004. Saat itu juga ia sebagai pendeta dengan status sebagai pelayan umum dan terdaftar pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana. Ia menetap di Sorong sejak tahun 1997. Tahun 2004 ia kemudian pindah ke Balikpapan. Di sana ia menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006. Yahya menginjakkan kaki di kota Cengkeh, Tolitoli, tanggal 16 Agustus 2006.

Sambil menunggu kedatangan Yahya, ibu Ani mempersilakan Radar Sulteng masuk ke rumahnya. Sebagai tetangga, Ibu Ani tahu banyak aktivitas yang terjadi rumah kontrakan Yahya. “Pak Yahya pindah di sini kira-kira baru tiga minggu lalu. Sejak pindah, di sini rame terus. Orang-orang bergantian datang. Ada yang datang dengan keluarganya. Malah ada yang rombongan dengan truk dan Kijang pickup. Karena rame sekali terpaksa dibuat sabua (tenda, red) dan drop kursi dari kantor Lurah Tuweley,” cerita ibu Ani.

Hari pertama Yahya pindah di Jalan Bangau itu, orang-orang berdatangan sambil membawa sumbangan. Ada menyumbang belanga, kompor, kasur, televisi, Alquran, gorden dan kursi. Mereka bersimpati karena Yahya sekeluarga saat pindah dari tempat tinggal pertamanya hanya pakaian di badan. Rumah yang mereka tempati sebelumnya di Tanah Abang, Kelurahan Panasakan adalah fasilitas yang diperoleh atas bantuan gereja. Sehingga barang yang bukan miliknya ia tanggalkan semuanya.

Tidak lama menunggu di rumah Ibu Ani, datang dua orang ibu-ibu yang berpakaian dinas pegawai negeri sipil. Keduanya juga mampir di rumah Ibu Ani. Salah satu dari mereka adalah Hj Nurdiana, pegawai di Balitbang Diklat, Pemkab Tolitoli. Ibu berjilbab ini ternyata guru mengaji. Dia adalah guru mengaji yang khusus membimbing istri Yahya.

“Saya baru tiga kali pertemuan dengan ibu Yahya. Supaya ibu Yahya mudah memahami huruf hijjaiyah, saya menggunakan metode albarqy. Alhamdulillah sekarang sedikit sudah bisa,” kata Nurdiana.

Menurutnya, dia tidak kesulitan mengajari ibu Yahya. Malah, katanya, ibu Yahya cepat sekali memahami huruf-huruf hijaiyah yang diajarkan. Karena itu dia memperkirakan kemungkinan dalam waktu tidak lama ibu Yahya sudah bisa lancar mengaji.

Hanya sekitar 20 menit menunggu di rumah ibu Ani, bunyi kendaraan sepeda motor butut milik Yahya terdengar memasuki halaman rumah kontrakannya. Radar Sulteng diterima dengan senang hati, lalu dipersilakan duduk di sofa. Sementara Yahya memilih duduk di lantai alas karpet. Badannya disandarkan ke kursi sofa. “Kita lebih senang duduk di bawah sini,” tuturnya dengan logat kental Manado.

Cara duduk Yahya, tampak tidak tenang. Sesekali ia membuka kedua selangkangnya. Ternyata karena baru beberapa hari selesai disunat. “Setelah tiga hari saya masuk Islam, saya langsung minta disunat di rumah ini,” cerita Yahya, sesekali disertai canda.

Penataan interior rumah kost Yahya tampak apik. Di dinding ruang tamu tampak terpampang kaligrafi ayat kursi yang dibingkai dengan warna keemasan. Di sisi lain, kaligrafi Allah-Muhammad juga terpampang. Di meja ruang tamu terdapat dua buah Alquran lengkap terjemahannya. Di tengah meja itu, juga masih ada tiga toples kue lebaran. “Rumah ini saya kontrak sementara. Saya sudah bayar Rp2,5 juta,” rinci Yahya.

Di tengah asiknya bercerita, istri Yahya, Mutmainnah menyuguhkan beberapa cangkir teh panas. “Silakan diminum air panasnya,” kata ibu tiga anak ini yang saat itu mengenakan jilbab cokelat.

Tidak lama kemudian, dia masuk di salah satu kamar dan mengajak guru mengajinya Hj Nurdiana bersama rekannya. Dari balik kamar itulah terdengar suara Mutmainnah yang sedang mengeja satu per satu huruf hijaiyah. Terdengar memang masih kaku, tetapi berulang-ulang satu per satu huruf-huruf Alquran itu dilafalkannya.

Lain halnya dengan suaminya, Yahya. Pria kelahiran Manado ini mengaku sudah bisa melafalkan beberapa ayat setelah beberapa kali diajarkan mengaji oleh Komarudin Sofa. Selain Komarudin, selama ini ia juga mendapat bimbingan dari ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tolitoli, Yusuf Yamani. “Hanya lima menit saya diajarkan. Saya langsung paham. Surat Fatihah saya sudah hafal,” ujar Yahya.

Selain belajar mengaji dan menerima tamu, aktivitas Yahya juga kerap menghadiri undangan di beberapa masjid. Tidak hanya dalam kota, tetapi sampai ke desa-desa di Kabupaten Tolitoli. “Saya ditemani beberapa orang. Ada juga dari Departemen Agama,” katanya.

Yahya bersama istrinya memeluk Islam secara sah pada hari Rabu, 11 Oktober 2006 pukul 12.00 Wita melalui tuntunan Komarudin Sofa, sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. “Hari itu saya sudah mengucapkan dua kalimat syahadat yang dituntun Pak Komarudin,” cerita Yahya. Apa yang melatari sampai Yahya dan keluarganya memeluk Islam.


PAK Yahya, begitu sapaan akrabnya. Pria kelahiran Manado tahun 1970 ini lahir dari kalangan terdidik dan disiplin. Ayahnya seorang pensiunan tentara. Sekarang menjabat anggota DPRD di salah satu kabupaten baru di Sulawesi Utara. Sebagai putra bungsu dari tujuh bersaudara, Yahya saat bujang termasuk salah seorang generasi yang nakal. “Saya tidak perlu cerita masa lalu saya. Yang pasti saya juga dulu pernah nakal,” tukasnya.

Lantaran kenakalannya itulah mungkin, sehingga beberapa bagian badannya terdapat bekas tato. Di lengannya terdapat bekas luka setrika untuk menghilangkan tatonya. “Ini dulu bekas tato. Tapi semua sudah saya setrika,” katanya sambil menunjuk bekas-bekas tatonya itu.

Postur tubuhnya memang tampak mendukung. Tinggi dan tegap. Meski ia pernah nakal, tetapi pendidikan formalnya sampai ke tingkat doktor. Ia menyandang gelar doktor teologi jurusan filsafat. Saat ditemui, Yahya memperlihatkan ijazah asli yang dikeluarkan Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004. Sehingga titel yang didapatnya pun akhirnya lengkap menjadi Dr Yahya Yopie Waloni, S.TH, M.TH.

Sebelum menyatakan dirinya masuk Islam, beberapa hari sebelumnya Yahya mengaku sempat bertemu dengan seorang penjual ikan, di rumah lamanya, kompleks Tanah Abang, Kelurahan Panasakan, Tolitoli. Pertemuannya dengan si penjual ikan berlangsung tiga kali berturut-turut. Dan anehnya lagi, jam pertemuannya dengan si penjual ikan itu, tidak pernah meleset dari pukul 09.45 Wita.

“Kepada saya si penjual ikan itu mengaku namanya Sappo (dalam bahasa Bugis artinya sepupu). Dia juga panggil saya Sappo. Tapi dia baik sekali dengan saya,” cerita Yahya.

Setiap kali ketemu dengan si penjual ikan itu, Yahya mengaku berdialog panjang soal Islam. Tapi Yahya mengaku aneh, karena si penjual ikan yang mengaku tidak lulus Sekolah Dasar (SD) tetapi begitu mahir dalam menceritakan soal Islam.

Pertemuan ketiga kalinya, lanjut Yahya, si penjual ikan itu sudah tampak lelah. “Karena saya lihat sudah lelah, saya bilang, buka puasa saja. Tapi si penjual ikan itu tetap ngotot tidak mau buka puasanya,” cerita Yahya, yang ditemui di rumah kontrakannya.

Sampai saat ini Yahya mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan penjual ikan itu. Si penjual ikan mengaku dari dusun Doyan, desa Sandana (salah satu desa di sebelah utara kota Tolitoli). Meski sudah beberapa orang yang mencarinya hingga ke Doyan, dengan ciri-ciri yang dijelaskan Yahya, tapi si penjual ikan itu tetap tidak ditemukan.

Sejak pertemuannya dengan si penjual ikan itulah katanya, konflik internal keluarga Yahya dengan istrinya meruncing. Istrinya, Lusiana (sekarang Mutmainnah, red), tetap ngotot untuk tidak memeluk Islam. Ia tetap bertahan pada agama yang dianut sebelumnya. “Malah saya dianggap sudah gila,” katanya.

Tidak lama setelah itu, kata Yahya, tepatnya 17 Ramadan 1427 Hijriah atau tanggal 10 Oktober sekitar pukul 23.00 Wita. Ia antara sadar dengan tidak mengaku mimpi bertemu dengan seseorang yang berpakaian serba putih, duduk di atas kursi. Sementara Yahya di lantai dengan posisi duduk bersila dan berhadap-hadapan dengan seseorang yang berpakaian serba putih itu. “Saya dialog dengan bapak itu. Namanya, katanya Lailatulkadar,” ujar Yahya mengisahkan.

Setelah dari itu, Yahya kemudian berada di satu tempat yang dia sendiri tidak pernah melihat tempat itu sebelumnya. Di tempat itulah, Yahya menengadah ke atas dan melihat ada pintu buka-tutup. Tidak lama berselang, dua perempuan masuk ke dalam. Perempuan yang pertama masuk, tanpa hambatan apa-apa. Namun perempuan yang kedua, tersengat api panas.

“Setelah saya sadar dari mimpi itu, seluruh badan saya, mulai dari ujung kaki sampai kepala berkeringat. Saya seperti orang yang kena malaria. Saya sudah minum obat, tapi tidak ada perubahan. Tetap saja begitu,” cerita Yahya.

Sekitar dua jam dari peristiwa itu, di sebelah kamar, dia mendengar suara tangisan. Orang itu menangis terus seperti layaknya anak kecil. Yahya yang masih dalam kondisi panas-dingin, menghampiri suara tangisan itu. Ternyata, yang menangis itu adalah istrinya, Mutmainnah.

“Saya kaget. Kenapa istri saya tiba-tiba menangis. Saya tanya kenapa menangis. Dia tidak menjawab, malah langsung memeluk saya,” tutur Yahya.

Ternyata tangisan istri Yahya itu mengandung arti yang luar biasa. Ia menangis karena mimpi yang diceritakan suaminya kepadanya, sama dengan apa yang dimimpikan Mutmainnah. “Tadinya saya sudah hampir cerai dengan istri, karena dia tetap bertahan pada agama yang ia anut. Tapi karena mimpi itulah, malah akhirnya istri saya yang mengajak,” tandasnya.

Masuknya Yahya ke agama Islam, menimbulkan banyak interpretasi. Menurut Yahya, ada yang menyebut dirinya orang gila. Ada juga yang meragukannya, dan mungkin masih banyak interpretasi lain lagi tentang dirinya. “Tapi cukup saja sampai pada interpretasi, jangan lagi melebar ke yang lain,” pungkasnya.

WS Rendra : air zamzam pun rasanya seperti Minuman Chevas Regal


Memperingati 7 Dasawarsa WS Rendra: 7 November 1935

Pengantar : Kamis malam, 8 November 1991, TIM (Taman Ismail Marzuki) kembali berguncang. Tetapi, itu bukan karena ulah Rendra yang biasa membaca puisi "panas" yang sarat dengan kritik sosial. Persoalannya justru timbal karena pihak berwajib (Polda Metro Jaya) tidak mengizinkan sang Penyair kondang ini rnembacakan dua buah puisinya yang berjudul Demi Orang-orang Rangkas Bitung dan Doa Seorang Pemuda Rangkas Bitung di Rotterdam.

Apa sebabnya sehingga dua judul puisi itu tidak boleh dibacakan, memang belum jelas. Barangkali karena dua puisi tersebut dikhawatirkap akan membuat keresahan di masyarakat. Tetapi, masyarakat mana yang diresahkan oleh puisi Rendra tersebut? Wallahu a'lam.
TeaterMalam itu, sedianya saya hendak membacakan delapan judul puisi. Namun, pihak yang berwajib hanya mengizinkan enam judul puisi. Karena larangan terhadap dua puisi tersebut, meskipun izin pertunjukkan diberikan, saya menolak berpentas. Waktu itu saya katakan, lebih baik tidak membacakan puisi sama sekali. Inilah sikap perlawanan saya.

Melalui dua puisi itu, saya hanya ingin bertanya, apakah rakyat Indonesia sudah mendapatkan hak hukum. Ini 'kan pertanyaan wajar, toh? Tidak menyalahi hukum akal sehat. Juga tidak menyalahi undang-undang. Kalau rakyat tidak mempunyai hak hukum untuk menghadapi adipati-adipati yang baru, apa itu namanya bangsa merdeka? Kalau bangsa Anda tidak mempunvai hak hukum, apakah dapat disebut sebagai bangsa yang merdeka?

Dengan pelarangan ini, sekarang yang terlintas di pikiran saya adalah betulkah kenyataan yang mengatakan bahwa negara kita memang sudah merdeka, tetapi bangsa Indonesia belum merdeka? Nurani kita belum merdeka atau dimerdekakan.

Hijrah Keyakinan

WS RendraSaya memang telah memilih jalan hidup saya sebagai seniman. Sejak muda, saya telah malang-melintang di dunia teater. Bahkan, kemudian sava dikenal-sebagai "dedengkot" Bengkel Teater sewaktu masih tinggal di Yogyakarta. Melalui Bengkel Teater inilah saya telah mendapatkan segalanya: popularitas, istri, dan juga materi. Bahkan tidak tanggung-tanggung, dalam kemiskinan sebagai seniman pada waktu itu, saya dapat memboyong seorang putri Keraton Prabuningratan, BRA Sitoresmi Prabuningrat, yang kemudian menjadi istri saya yang kedua.

Tetapi justru, melalui perkawinan dengan putri keraton inilah, akhirnya saya menyatakan diri sebagai seorang muslim. Sebelumnya saya beragama Katolik. Meskipun dalam rentang waktu yang cukup panjang-setelah memperoleh 4 orang anak--perkawinan saya kandas. Tetapi, keyakinan saya sebagai seorang muslim tetap terjaga.

Bahkan, setelah perkawinan dengan istri yang ketiga, Ken Zuraida, saya semakin rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan bukan suatu kebetulan, jika saya kemudian bergabung bersama Setiawan Djodi dan Iwan Falls dalam grup Swami dan Kantata Takwa.

Bagi saya, puisi bukan hanya sekadar ungkapan perasaan seorang seniman. Tetapi lebih dari itu, puisi merupakan sikap perlawanan saya kepada setiap bentuk kezaliman dan ketidakadilan. Dan, itulah manifestasi dari amar ma'ruf nahi munkar seperti yang selalu diperintahkan Allah di dalam Al-Qur'an.

Sebagai penyair, saya berusaha konsisten dengan sikap saya. Bagi saga, menjadi penyair pada hakikatnya menjadi cermin hati nurani dan kemanusiaan. Penyair itu bukan buku yang dapat dibakar atau dilarang, bukan juga benteng yang bisa dihancur leburkan. Ia adalah hati nurani yang tidak dapat disamaratakan dengan tanah. Mereka memang dapat dikalahkan, tetapi tidak dapat disamaratakan dengan tanah begitu saja.

WS RendraPergi Haji

Meskipun sudah menjadi orang Islam, tetapi saya masih suka meminum minuman keras. Seenaknya saja saya katakan bahwa tidak ada masalah dengan hal itu. Waktu itu, saga selalu katakan, kalau saya membaca bismillahirrahmanirrahim, maka minuman keras menjadi air.

Ketika naik haji, apa saja yang saya tenggak terasa seperti minuman keras merek Chevas Regal. Minum di sini, minum di sana, rasanya seperti minuman keras. Bahkan, air zamzam pun rasanya seperti Chevas Regal, sampai saya bersendawa, seperti orang yang selesai meminum minuman keras.

Lirih, saya memohon. "Aduh, ya Allah, saya ini sudah memohon ampun. Ampun, ampun, ampun, ya Allah." Saya betul-betul merasa takut, kecut, malu, dan juga marah, sehingga saya ingin berteriak, "Bagaimana, sih? Apa maksud-Mu? Jangan permalukan saya, dong!" Saya baru merasakan air lagi dalam penerbangan dari Jedah ke Amsterdam. Alhamdulillah! Saya betul-betul bersyukur. Setelah ini, saya tidak akan meminum minuman keras lagi. oleh Mualaf Online Center http://www.mualaf.com

Tujuh Dasawarsa Sang Burung Merak

Jakarta - Senin (28/11) semua kursi di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, penuh terisi. Meski panggung hanya didominasi satu warna, hitam, gairah pengunjung tetap terasa. Ya, malam itu merupakan malam penghormatan bagi sang pemilik usia, sastrawan besar Indonesia, Willibrordus Surendra Broto Rendra atau Rendra, yang telah menginjak usia ke-70.

Tujuh puluh tahun memang bukanlah sebuah rentang usia yang pendek. Apalagi bila sang pemilik usia adalah orang besar seperti Rendra yang mengisi hidupnya untuk mewarnai kehidupan banyak orang.

Tak ada kue ulang tahun mewah, apalagi pesta yang ingar-bingar malam itu. Namun, orang-orang yang pernah disentuh hidupnya oleh pemimpin Bengkel Teater ini berusaha merangkai acara istimewa bagi budayawan kelahiran 7 November 1935 yang kerap dijuluki si Burung Merak tersebut.

Tak pelak, pembacaan karya-karya monumental sang maestro menjadi sebuah hidangan nikmat bagi para pengagum, sahabat, dan keluarga dekatnya. Karya-karya yang dipilih merupakan cermin pemikiran kritis serta pergolakan panjang batin Rendra selama 50 tahun lebih perjalanan kesastraannya.

Dipandu oleh aktor kawakan yang juga jebolan Bengkel teater, Adi Kurdi, acara dibuka dengan pembacaan puisi Nyanyian Orang Urakan yang dibawakan oleh Ketua Umum Dewan Kesenian Jakarta, Ratna Sarumpaet.

Kemudian sebuah cerita pendek Gaya Herjan karya Rendra ditampilkan oleh aktor dan penyair Jose Risal Manua. Dengan gayanya yang khas, Jose mampu menampilkan kepekaan Rendra terhadap kehidupan manusia sehari-hari seperti yang ia tunjukkan pada cerpen tersebut.

Sementara itu, kegelisahan Rendra pada kehidupan politik rezim Orde Baru yang ia tuangkan dalam Panembahan Roso ditampilkan secara apik oleh Butet Kertaradjasa. Ia membawakan monolog dari sekelumit bagian karya tersebut. Monolog yang ia bawakan tak berdiri sendiri, tapi bersanding dengan pembacaan dramatic reading oleh Amak Baldjun, Syu'bah Asa, Chaerul Umam, dan Jose Rizal Manua, para alumni Bengkel teater.

Esai bertajuk Keseimbangan yang dibawakan Adi Kurdi dan sebuah cerpen yang dibuat pada 1956 berjudul Ia Punya Leher yang Indah dibacakan oleh pemimpin Teater Koma, N. Riantiarno, pun mengakhiri keseluruhan acara malam itu. Namun, interpretasi baru Putu Wijaya pada cerpen lama Rendra, Wascha Ah Wascha, menjadi puncak acara malam itu. Gelak tawa pengunjung tak henti-hentinya mewarnai pembacaan Putu yang nyleneh. Selamat ulang tahun, Mas Willi. (Koran tempo / Sita)



Rendra dimata N. Riantiarno (Pendiri Teater Koma) : Rendra, Dia memang pernah dikalahkan oleh kekuasaan yang otoriter, tapi, kemudian, ternyata dialah sang pemenang.

Pertama kali saya bertemu langsung dengan W.S. Rendra pada April 1968. Dia baru pulang dari Amerika Serikat dan membawa oleh-oleh yang bagi aktivis teater Indonesia boleh dibilang asing. Geger tentu saja. Goenawan Mohamad menyebutnya teater minikata. Itulah latihan-latihan dasar teater yang memang minim kata, nyaris hanya terdiri atas gerak dan bunyi.

Waktu itu saya mahasiswa Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) dan anggota Teater Populer. Teguh Karya, guru kami, ikut pentas teater minikata. Belakangan, Rendra mengakui, Teguh Karya adalah dramawan yang berhasil mempengaruhinya sehingga dia semakin bergiat dalam dunia teater.

Baca Puisi di UnibrawPentas teater minikata digelar di Jakarta pada April 1968. Nomor-nomor yang disajikan, Bip Bop, Piip, Di Manakah Kau Saudaraku, Rambate-Rate-Rata, dan Vignet Katakana, sangat memukau. Rendra menjadi bintang yang menawan. Begitu juga Putu Wijaya, Chaerul Umam, Amak Baldjun, dan Syubah Asa.

Beberapa hari kemudian, Rendra berkenan mengunjungi Teater Populer. Grup kami sering dicap sebagai teater borjuis, mungkin karena kami berlatih di Hotel Indonesia. Padahal kami sama miskin dengan seniman-seniman teater lain. Makan siang terpaksa bantingan. Dan jatah kami hanya sebuah bacang ketan isi daging sapi. Minumnya air putih, langsung dari keran wastafel hotel.

Dalam pertemuan pada 1968 itu, Rendra mengajak kami melatih gerak kalbu atau gerak indah. Intinya, dengan mengambil tema tertentu, tubuh bergerak karena dorongan jiwa. Gerak bisa distimulasi oleh suara musik atau bisa juga oleh suara jiwa kita sendiri. Sama sekali tak ada pola gerak. Seluruh gerak terjadi secara spontan. Tapi konsentrasi harus penuh dan hati jujur. Itulah metode latihan tubuh dan jiwa yang ternyata sangat efektif bagi aktor.

Setelah pementasan Bip Bop, Rendra pulang ke Yogyakarta dan berkiprah bersama Bengkel Teater. Tapi teaternya kemudian dicap oleh penguasa, yang mulai cemas, sebagai kegiatan berbobot politik dan membahayakan stabilitas nasional.

Sebelum ke Amerika Serikat, pada 1963, Rendra berhasil mementaskan karya Eugene Ionesco, The Chair, yang dia sadur menjadi Kereta Kencana. Dia juga menggelar Odiphus karya Sophocles. Yang menarik, setelah Bip Bop, Rendra kembali mementaskan teater yang bersumber dari naskah. Dia menggelar Isteri Yahudi, Informan, dan Mencari Keadilan, terjemahan karya Bertolt Brecht. Dan dia menggelar sandiwara yang sarat teks pula, antara lain pentas ulang Oidipus, Hamlet karya Shakespeare dan Menunggu Godot karya Samuel Becket.

Bentuk pementasan Bengkel Teater baru mengalami perubahan yang signifikan ketika Kasidah Barzanzi, Macbeth, Dunia Azwar, dan Lysistrata digelar. Warna lokal jadi bungkus utama pergelarannya. Dan kekentalan "warna lokal" semakin memancarkan daya tariknya ketika Rendra mementaskan karya-karya sendiri: Mastodon dan Burung Kondor, Perjuangan Suku Naga, Sekda, Panembahan Reso, dan Selamatan Anak Cucu Sulaiman. Ketika Hamlet dan Kasidah Barzanzi dipentaskan ulang, bentuknya pun mengalami perubahan yang lebih kental dengan warna lokal, meski siratan isi lakon tetap sama.

Dalam Perjuangan Suku Naga, Sekda, dan Panembahan Reso, bentuk teater rakyat, ketoprak, dikemas sebagai stilisasi yang sangat berhasil. Segera saja Rendra menjadi ikon. Living-legend dan trendsetter yang berhasil memberi daya hidup bagi dunia teater (dan puisi). Lewat kiprah Rendra, teater menjadi lebih prestisius, "berharga", dan milik masyarakat luas. Teater (dan puisi) juga mulai diperhatikan kaum politikus, malah dianggap memiliki potensi yang bisa mempengaruhi timbulnya pemikiran baru dalam kebijakan politik bernegara. Ini perkembangan yang menarik dan penting. Dan kepada Rendra, saya berguru.

Dalam penulisan, saya berguru kepada Asrul Sani, Arifin C. Noer, dan Goenawan Mohamad. Guru teater saya adalah Teguh Karya dan Rendra. Memang saya belajar langsung kepada Teguh Karya, yang mengajari cara mempertahankan daya kreatif dalam kehidupan yang semakin kompetitif. Saya memetik dasar pelajaran manajemen kehidupan kreatif dari dia. Tapi cara bagaimana membangkitkan daya hidup serta mempertahankan stamina dalam gejolak arus zaman serta menyiasati kemusykilan politik kebudayaan dalam pemerintahan yang otoriter, secara tak langsung, saya banyak menyerap dari Rendra.

Pelarangan pentas Teater Koma Suksesi dan Opera Kecoa, juga pelarangan pentas puisi Rendra, mendorong para seniman pergi ke DPR RI untuk memprotes pada 1991. Dalam hearing di ruang sidang pleno DPR RI, para seniman bergiliran bicara. Dan Rendra membaca puisi dengan sangat-sangat bagus. Indah. Memukau. Itulah pembacaan puisi terbagus yang pernah saya saksikan.

Rendra kini 70 tahun (lahir di Solo, 7 November 1935). Berbagai tindakan bermakna dan inspiratif telah dia lakukan. Dia pernah dipaksa hidup dalam kemiskinan, terlunta, tanpa uang, seakan tidak memiliki masa depan pula. Tapi daya hidupnya tak pernah padam. Dia memang pernah dikalahkan oleh kekuasaan yang otoriter, tapi, kemudian, ternyata dialah sang pemenang.

Rendra, seniman besar. Milik Indonesia. Permata mulia. Pikiran-pikirannya tajam. Dia selalu mengungkap apa yang dirasa, tanpa jengah, tanpa rasa takut. Dengan sikap seperti itu pula dia dicekal dan dipenjara. Tapi dia tak pernah jera. Rendra adalah empu yang mumpuni. Hingga kini dia terus memberi kontribusi atas berbagai pikiran yang bernas. Kita seharusnya bersyukur memiliki dia. (Koran Tempo).

Data WS Rendra
Nama : WILLIBRORDUS SURENDRA BROTO RENDRA
Lahir : Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935
Agama : Islam
Pendidikan :
-SMA St. Josef, Solo
-Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada
-American Academy of Dramatic Arts, New York, AS (1967)

Karir :
-Pendiri/Pemimpin dan sekaligus sebagai sutradara, penulis skenario dan pemain Bengkel Teater, Yogya (1967 -- sekarang) Sebagai penulis puisi dan drama, ia menghasilkan antara lain: -Sekda
-Perjuangan Suku Naga (drama)
-Ballada orang-orang tercinta (1957)
-Blues untuk Bonnie (1970)
-Potret Pembangunan dalam Puisi (1980) (kumpulan puisi)
-Pamphleten van een Dichter, Holland, 1979
-State of Emergency, Australia (1980) Naskah-naskah pentasnya: Bip-bop
-Oedipus Rex
-Khasidah Barzanji
-Perang Troya tidak akan Meletus

Kegiatan Lain :
-Pemain Film. Memperoleh Hadiah Puisi dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (1957)
-Anugerah Seni dari Departemen P dan K (1969)
-Hadiah Seni dari Akademi Jakarta (1975)

Alamat Rumah :
Jalan Mangga, Perumnas Depok I, Bogor

Situa Ojak Hutagaol (H. Abd. Razak H.) : Menemukan Kebenaran dalam Islam


Saya, ketika itu, begitu bangga menjadi umat kristiani. Bahkan, saya sering mengejek umat Islam dengan kata-kata kotor. Bagi saya waktu itu, Islam tak lebih sebagai agamanya orang-orang miskin yang kotor dan menjijikkan. Tapi, setelah saya mengenal Islam lebih jauh dan mulai bersahabat dengan orang Islam, baru saya mengerti bahwa Islam adalah agama yang suci.

ISLAM adalah agama hakiki yang dapat dikaji dan didiskusikan. Islam juga tak berseberangan dengan alam rasional sehingga kebenaran dapat ditemukan dalam Islam. Nama saya sekarang H. Abdul Razak Hutagaol (43), tapi sebelum Islam saya dikenal dengan nama Situa Oak Hutagaol. Saya seorang aktivis Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Tanjung Priok, Jakarta Utara. Saya menjadi muslim pada tanggal 16 September 1997 di Masjid Syuhada, Yogyakarta. Alhamdulillah, sebulan kemudian saya menunaikan ibadah umrah. Bahkan, setahun kemudian saya menunaikan ibadah haji. (Amien, Red.)

Keluarga kami sangat taat beragama. Papi saya adalah seorang akhvis gereja sehingga saya dan seluruh keluarga selalu mempelajari agama. Teringat ketika masih kecil, papi sering menyuruh saya untuk datang ke gereja. Bahkan kalau tak mau, ia sering memarahi saya.

Proses awal saya masuk Islam, melalui pengkajian pendalaman terhadap Alkitab (Bibel) yang saya bandingkan dengan kitab suci Al-Qur'an. Temyata Al-Qur'an lebih konsisten, baik dalam redaksi maupun ajarannya.

Saya, ketika itu, begitu bangga menjadi umat kristiani. Bahkan, saya sering mengejek umat Islam dengan kata-kata kotor. Bagi saya waktu itu, Islam tak lebih sebagai agamanya orang-orang miskin yang kotor dan menjijikkan. Tapi, setelah saya mengenal Islam lebih jauh dan mulai bersahabat dengan orang Islam, baru saya mengerti bahwa Islam adalah agama yang suci.

Di antara perintah (ayat) Injil yang tidak dipatuhi umat Kristen adalah soal keharusan memakal kerudung bagi kaum wanitanya, termasuk perintah tak boleh memakan daging babi, seperti tertuang dalam Injil Matius 5:17 dan Imamat 11: 7. Umat Kristen tak mempedulikan larangan ini. Lain halnya dengan Islam yang selalu menaati perintah tersebut.

Lalu masalah teologi, yakni konsep ketuhanan yang sangat membingungkan dan tak masuk akal, yaitu mengenai masalah trinitas (Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh Kudus). Jadi, menurut saya, falsafah Kristen itu sudah tak dapat dipercaya.

Saya juga memperhatikan munculnya aliran (sekte) yang ada di dalam agama Kristen Misalnya, ada pendeta di Guyana, Amerika Latin, yang memerintahkan jemaatnya untuk melakukan bunuh diri massal, dengan tujuan ingin bertemu Tuhan Ini menurut saya tak masuk akal. Tapi dalam Islam, seperti di pesantren-pesantren atau di majelis-majelis taklim, tak pernah ada hal semacam itu.

Sebab itu, saya bertekad untuk mendalami Islam lebih jauh. Dan, ternyata Islam memberikan cakrawala berpikir lebih rasional. Sehingga Islam itu bisa dikaji dan didiskusikan seperti mengenai masalah haram, makruh, halal, dan lainnya. Islam itu juga tak mengenal dogma-dogma.

Saya juga teringat pada awal masuk Islam, ada kejadian aneh yang saya alami -- mungkin tidak ada orang yang percaya. Ceritanya terjadi ketika saya sedang mengalami kesulitan ekonomi. Ada suara aneh dan sangat kasar menyuruh saya untuk membaca Al-Qur'an dan melakukan shalat. Perintah ini jelas sekali terdengar sampai tiga kali berturut-turut.

Saya waktu itu dalam keadaan sadar. Saya tak mengerti, apakah suara itu suara jin atau apa. Tapi, saya berpikir keras. Setelah proses mengkaji itu, mungkin ini perintah Allah kepada saya. Kejadian ini seringkali muncul ketika saya sedang dalam keadaan susah.

Saya mengibaratkan kejadian yang selalu mendadak ini sebagai ilham kepada saya. Apa yang selama ini saya anggap gaib, ternyata dapat saya rasakan. Hingga akhirnya saya memilih Islam sebagai pegangan hidup.

Sebulan kemudian, saya menjalankan ibadah umrah yang dibiayai oleh Haji Darmanto. Selesai umrah, saya banyak belajar mendalami Islam dengan bimbingan Ustadz Drs. H. Syamsul Arifin Nababan, pimpinan Yayasan Pendidikan Muallaf. Saya juga terus mendalami Islam di yayasan pendidikan Islam serta pesantren-pesantren lainnya.

Cobaan Iman

Setelah masuk Islam, banyak pula cobaan yang menimpa saya. Di antaranya waktu kembali dari ibadah umrah, saya ditangkap polisi atas tuduhan perbuatan yang tidak menyenangkan atas pengaduan orang tua saya. Dan ternyata, penangkapan itu dipimpin oleh ipar saya sendiri. Tapi akhirnya persoalan selesai dan semuanya telah saya maafkan.

Sedangkan orang tua saya sekarang ini masih belum bisa memaafkan saya. la belum juga mau menjumpai saya, walaupun saya sudah melakukan kompromi dengan berbagai pihak untuk mengadakan pertemuan itu. Tapi, sampai saat ini belum berhasil. Mudah-mudahan Allah bisa memberikan hidayah kepadanya.

Saya juga mengalami cobaan dalam hal ekonomi. Dulu, saya seorang kontraktor yang sukses dan hidup sangat kecukupan. Tapi, sekarang ini saya diuji Allah, dengan dihilangkan sebagian dari harta yang saya miliki. Sekarang saya hidup sederhana.

Saya cukup pusing dengan sikap anak-anak saya yang tidak mau menerima kenyataan ini. Mereka selalu bertanya, "Mengapa dulu sebelum ayah masuk Islam hidup kita berkecukupan, bisa punya mobil mewah, bisa beli apa yang diinginkan. Tapi sekarang, setelah ayah masuk Islam hidup kita menjadi susah?"

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang membuat saya sedih. Bagaimana saya harus menerangkan kepada anak-anak saya itu? Saya hanya bisa meneteskan air mata. Hanya bisa memohon kepada Allah dan selalu berzikir dan terus berusaha. Karena anak-anak saya belum bisa menerima Islam, sedangkan istri saya sudah dapat menerima dan sudah saya islamkan.

Saya terus berusaha membuktikan kepada anak-anak kami bahwa sebenarnya Islam itu tidak membuat orang jadi melarat. Allah juga membuktikannya kepada saya melalui rezeki yang tak diduga-duga. Ini saya yakini sebagai anugerah Allah kepada saya. (dari Buku "Saya memilih Islam" Penyusun Abdul Baqir Zein, Penerbit Gema Insani Press website : http://www.gemainsani.co.id/).

Abraham David Mandey : Pendeta yang mendapat Hidayah Allah


Friday, 24 June 2005 17:00

Barangkali tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa perjalanan hidupnya merupakan suatu kasus yang langka dan unik. Betapa tidak, Abraham David Mandey yang selama 12 tahun mengabdi di gereja sebagai "Pelayan Firman Tuhan ", istilah lain untuk sebutan pendeta, telah memilih Islam sebagai "jalan hidup" akhir dengan segala risiko dan konsekuensinya. Di samping itu, ia yang juga pernah menjadi perwira TNI-AD dengan pangkat mayor, harus mengikhlaskan diri melepas jabatan, dan memulai karir dari bawah lagi sebagai kepala keamanan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta.

Cerita Beliau ini, - mohon maaf - tidak bermaksud untuk menjelek-jelekan Institusi tertentu karena apa yang telah terjadi Beliau terima dengan ikhlas dan tawakal, Beliau hanya ingin menceritakan proses bagaimana Beliau mendapat hidayah dan tantangannya sebagai mualaf - red.

Saya terlahir dengan nama Abraham David di Manado, 12 Februari 1942. Sedangkan, Mandey adalah nama fam (keluarga) kami sebagai orang Minahasa, Sulawesi Utara. Saya anak bungsu dan tiga bersaudara yang seluruhnya laki-laki. Keluarga kami termasuk keluarga terpandang, baik di lingkungan masyarakat maupun gereja. Maklum, ayah saya yang biasa kami panggil papi, adalah seorang pejabat Direktorat Agraria yang merangkap sebagai Bupati Sulawesi pada awal revolusi kemerdekaan Republik Indonesia yang berkedudukan di Makasar. Sedangkan, ibu yang biasa kami panggil mami, adalah seorang guru SMA di lingkungan sekolah milik gereja Minahasa.

Sejak kecil saya kagum dengan pahlawan-pahlawan Perang Salib seperti Richard Lion Heart yang legendaris. Saya juga kagum kepada Jenderal Napoleon Bonaparte yang gagah perwira. Semua cerita tentang kepahlawanan, begitu membekas dalam batin saya sehingga saya sering berkhayal menjadi seorang tentara yang bertempur dengan gagah berani di medan laga.

Singkatnya, saya berangkat ke Jakarta dan mendaftar ke Mabes ABRI. Tanpa menemui banyak kesulitan, saya dinyatakan lulus tes. Setelah itu, saya resmi mengikuti pendidikan dan tinggal di asrama. Tidak banyak yang dapat saya ceritakan dari pendidikan militer yang saya ikuti selama 2 tahun itu, kecuali bahwa disiplin ABRI dengan doktrin "Sapta Marga"-nya telah menempa jiwa saya sebagai perwira remaja yang tangguh, berdisiplin, dan siap melaksanakan tugas negara yang dibebankan kepada saya.

Meskipun dipersiapkan sebagai perwira pada bagian pembinaan mental, tetapi dalam beberapa operasi tempur saya selalu dilibatkan. Pada saat-saat operasi pembersihan G-30S/PKI di Jakarta, saya ikut bergabung dalam komando yang dipimpin Kol. Sarwo Edhie Wibowo (almarhum).

Setelah situasinegara pulih yang ditandai dengan lahirnya Orde Baru tahun 1966, oleh kesatuan saya ditugaskan belajar ke STT (Sekolah Tinggi Teologi) milik gereja Katolik yang terletak di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Di STI ini, selama 5 tahun (1966-1972) saya belajar, mendalami, mengkaji, dan diskusi tentang berbagai hal yang diperlukan sebagai seorang pendeta. Di samping belajar sejarah dan filsafat agama Kristen. STT juga memberikan kajian tentang sejarah dan filsafat agama-agama di dumia, termasuk studi tentang Islam.


Menjadi Pendeta.

Sambil tetap aktif d TNI-AD, oleh Gereja Protestan Indonesia saya ditugaskan menjadi Pendeta II di Gereja P***** (edited) di Jakarta Pusat, bertetangga dengan Masjid Sunda Kelapa. Di gereja inilah, selama kurang lebih 12 tahun (1972-1984) saya memimpin sekitar 8000 jemaat yang hampir 80 persen adalah kaum intelektual atau masyarakat elit.

Di Gereja P***** (edited) ini, saya tumpahkan seluruh pengabdian untuk pelayanan firman Tuhan. Tugas saya sebagai Pendeta II, selama memberikan khutbah, menyantuni jemaat yang perlu bantuan atau mendapat musibah, juga menikahkan pasangan muda-mudi yang akan berumah tangga.

Kendati sebagai pendeta, saya juga anggota ABRI yang harus selalu siap ditugaskan di mana saja di wilayah Nusantara. Sebagai perwira ABRI saya sering bertugas ke seluruh pelosok tanah air Bahkan, ke luar negeri dalam rangka tugas belajar dari markas, seperti mengikuti kursus staf Royal Netherland Armed Forces di Negeri Belanda. Kemudian, pada tahun 1969 saya ditugaskan untuk mengikuti Orientasi Pendidikan Negara-negara Berkembang yang disponsoni oleh UNESCO di Paris, Prancis.


Dilema Rumah Tangga

Kesibukkan saya sebagai anggota ABRI ditambah tugas tugas gereja, membuat saya sibuk luar biasa. Sebagaipendeta, saya lebih banyak memberikan perhatian kepada jemaat. Sementara,kepentingan pribadi dan keluarga nyaris tergeser. Istri saya, yang putri mantan Duta Besar RI di salah satu negara Eropa, sering mengeluh dan menuntut agar saya memberikan perhatian yang lebih banyak buat rumah tangga.

Tetapi yang namanya wanita, umumnya lebih banyak berbicara atas dasar perasaan. Karena melihat kesibukan saya yang tidak juga berkurang, ia bahkan meminta agar saya mengundurkan diri dan tugas-tugas gereja, dengan alasan supaya lebih banyak waktu untuk keluarga. Tenth saja saya tidak dapat menerima usulannya itu. Sebagai seorang "Pelayan Firman Tuhan" saya telah bersumpah bahwa kepentingan umat di atas segalanya.

Problem keluarga yang terjadi sekitar tahun 1980 ini kian memanas, sehingga bak api dalam sekam. Kehidupan rumah tangga saya, tidak lagi harmonis. Masalah-masalah yang kecil dan sepele dapat memicu pertengkaran. Tidak ada lagi kedamaian di rumah. Saya sangat mengkhawatirkan Angelique, putri saya satu-satunya. Saya khawatir perkembangan jiwanya akan terganggu dengan masalah yang ditimbulkan kedua orang tuanya. Oleh karenanya, saya bertekad harus merangkul anak saya itu agar ia mau mengerti dengan posisi ayahnya sebagai pendeta yang bertugas melayani umat. Syukur, ia mau mengerti. Hanya Angeliquelah satu-satunya orang di rumah yang menyambut hangat setiap kepulangan saya.

Dalam kesunyian malam saat bebas dan tugas-tugas gereja, saya sering merenungkan kehidupan ramah tangga saya sendiri. Saya sering berpikir, buat apa saya menjadi pendeta kalau tidak mampu memberikan kedamaian dan kebahagiaan buat rumah tangganya sendiri. Saya sering memberikan khutbah pada setiap kebaktian dan menekankan hendaknya setiap umat Kristen mampu memberikan kasih kepada sesama umat manusia. Lalu, bagaimana dengan saya?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu semakin membuat batin saya resah. Saya mencoba untuk memperbaiki keadaan. Tetapi, semuanya sudah terlambat. Istri saya bahkan terang terangan tidak mendukung tugas-tugas saya sebagai pendeta. Saya benar-benar dilecehkan. Saya sudah sampal pada kesimpulan bahwa antara kami berdua sudah tidak sejalan lagi.

Lalu, untuk apa mempertahankan rumah tangga yang sudah tidak saling sejalan? Ketika niat saya untuk "melepas" istri, saya sampaikan kepada sahabat-sahabat dekat saya sesama pendeta, mereka umumnya menyarankan agar saya bertindak lebih bijak. Mereka mengingatkan saya, bagaimana mungkin seorang pendeta yang sering menikahkan seseorang, tetapi ia sendiri justru menceraikan istrinya? Bagaimana dengan citra pendeta di mata umat? Begitu mereka mengingatkan.

Apa yang mereka katakan semuanya benar. Tetapi, saya sudah tidak mampu lagi mempertahankan bahtera rumah tangga. Bagi saya yang terpenting saat itu bukan lagi persoalan menjaga citra pendeta. Tetapi, bagaimana agar batin saya dapat damai. Singkatnya, dengan berat hati saya terpaksa menceraikan istri saya. Dan, Angelique, putri saya satu-satunya memilih ikut bersama saya.


Mencari Kedamaian

Setelah kejadian itu, saya menjadi lebih banyak melakukan introspeksi. Saya menjadi lebih banyak membaca literatur tentang filsafat dan agama. Termasuk kajian tentang filsafat Islam, menjadi bahan yang paling saya sukai. Juga mengkaji pemikiran beberapa tokoh Islam yang banyak dilansir media massa.

Salah satunya tentang komentar K.H. E.Z. Muttaqin (almarhum) terhadap krisis perang saudara di Timur Tengah, seperti diYerusalem dan Libanon. Waktu itu (tahun 1983), K.H.E.Z. Muttaqin mempertanyakan dalam khutbah Idul Fitrinya, mengapa Timur Tengah selalu menjadi ajang mesiu dan amarah, padahal di tempat itu diturunkan para nabi yang membawa agama wahyu dengan pesan kedamaian?

Saya begitu tersentuh dengan ungkapan puitis kiai dan Jawa Barat itu. Sehingga, dalam salah satu khutbah saya di gereja, khutbah Idul Fitni K.H. E.Z. Muttaqin itu saya sampaikan kepada para jemaat kebaktian. Saya merasakan ada kekagetan di mata para jemaat. Saya maklum mereka terkejut karena baru pertama kali mereka mendengar khutbah dari seorang pendeta dengan menggunakan referensi seorang kiai Tetapi, bagi saya itu penting, karena pesan perdamaian yang disampaikan beliau amat manusiawi dan universal.

Sejak khutbah yang kontroversial itu, saya banyak mendapat sorotan. Secara selentingan saya pemah mendengar "Pendeta Mandey telah miring." Maksudnya, saya dinilai telah memihak kepada salah satu pihak. Tetapi, saya tidak peduli karena yang saya sampaikan adalah nilai-nilai kebenaran.

Kekaguman saya pada konsep perdamaian Islam yank diangkat oleh KH. E.Z. Muttaqin, semakin menarik saya lebih kuat untuk mendalami konsepsi-konsepsi Islam lainnya. Saya ibarat membuka pintu, lalu masuk ke dalamnya, dan setelah masuk, saya ingin masuk lagi ke pintu yang lebih dalam. Begitulah perumpamaannya. Saya semakin "terseret" untuk mendalami, konsepsi Islam tentang ketuhanan dan peribadahan

Saya begitu tertarik dengan konsepsi ketuhanan Islam yang disebut "tauhid". Konsep itu begitu sederhana, lugas, dan tuntas dalam menjelaskan eksistensi Tuhan yang oleh orang Islam disebut Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sehingga, orang yang paling awam sekalipun akan mampu mencemanya. Berbeda dengan konsepsi ketuhanan Kristen yang disebut Trinitas. Konsepsi ini begitu rumit, sehingga diperlukan argumentasi ilmiah untuk memahaminya.

Akan halnya konsepsi peribadatan Islam yang disebut syariat, saya melihatnya begitu teratur dan sistematis. Saya berpikir seandainya sistemper ibadatan yang seperti ini benar benar diterapkan, maka dunia yang sedang kacau ini akan mampu di selamatkan.

Pada tahun 1982 itulah saya benar-benar mencoba mendekati Islam. Selama satu setengah tahun saya melakukar konsultasi dengan K.H. Kosim Nurzeha yang juga aktif di Bintal (Pembinaan Mental) TNI-AD. Saya memang tidak ingin gegabah dan tergesa-gesa, karena di samping saya seorang pendeta, saya juga seorang perwira Bintal Kristen dilingkungan TNI-AD. Saya sudah dapat menduga apa yang akan terjadi seandainya saya masuk Islam.

Tetapi, suara batin saya yang sedang mencari kebenaran dan kedamaian tidak dapat diajak berlama-lama dalam kebimbangan. Batin saya mendesak kuat agar saya segera meraih kebenaran yang sudah saya temukan itu.

Oh, ya, di samping Pak Kosim Nurzeha, saya juga sering berkonsultasi dengan kolega saya di TNI-AD. Yaitu, Dra. Nasikhah M., seorang perwira Kowad (Korps.Wanita Angkatan Darat) yang bertugas pada BAIS (Badan Intelijen dan Strategi) ABRI.

Ia seorang muslimah lulusan UGM (Universilas Gajah Mada) Yogyakarta, jurusan filsafat. Kepadanya saya sering berkonsultasi tentang masalah-masalah pribadi dan keluarga. Ia sering memberi saya buku-buku bacaan tentang pembinaan pribadi dan keluarga dalam Islam. Saya seperti menemukan pegangan dalam kegundahan sebagai duda yang gagal dalam membina rumah tangganya.

Akhirnya, saya semakin yakin akan hikmah dibalik drama rumah tangga saya. Saya yakin bahwa dengari jalan itu, Tuhan ingin membimbing saya ke jalan yang lurus dan benar. Saya bertekad, apa pun yang terjadi saya tidak akan melepas kebenaran yang telah saya raih ini.

Akhimya, dengan kepasrahan yang total kepada Tuhan, pada tanggal 4 Mei 1984 saya mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat dengan bimbingan Bapak K.H. Kosim Nurzeha dan saksi Drs. Farouq Nasution di Masjid Istiqial. Allahu Akbar. Hari itu adalah hari yang amat bersejarah dalam hidup saya. Han saat saya menemukan diri saya yang sejati.


Menghadapi Teror

Berita tentang keislaman saya ternyata amat mengejutkan kalangan gereja, termasuk di tempat kerja saya di TNI-AD. Wajar, karena saya adalah Kepala Bintal (Pembinaan Mental)Kristen TNI-AD dan di gereja, saya adalah pentolan.

Sejak itu saya mulai memasuki pengalaman baru, yaitu menghadapi tenor dan berbagai pihak. Telepon yang bernada ancaman terus berdening. Bahkan, ada sekelompok pemuda gereja di Tanjung Priok yang bertekad menghabisi nyawa saya, karena dianggapnya telah murtad dan mempermalukan gereja.

Akan halnya saya, di samping menghadapi teror, juga menghadapi persoalan yang menyangkut tugas saya di TNI AD. DGI (Dewan Gereja Indonesia), bahkan menginim surat ke Bintal TNT-AD, meminta agar saya dipecat dan kedinasan dijajaran ABRl dan agar saya mempertanggungjawabkan perbuatan saya itu di hadapan majelis gereja.

Saya tidak penlu menjelaskan secara detail bagaimana proses selanjutnya, karena itu menyangkut rahasia Mabes ABRI. Yang jelas setelah itu, saya menerima surat ucapan tenima kasih atas tugas-tugas saya kepada negara, sekaligus pembebastugasan dan jabatan saya di jajaran TNT-AD dengan pangkat akhir Mayor.

Tidak ada yang dapat saya ucapkan, kecuali tawakal dan ménerima dengan ikhlas semua yang tenjadi pada diri saya. Saya yakin ini ujian iman.

Saya yang terlahir dengan nama Abraham David Mandey, setelah muslim menjadi Ahmad Dzulkiffi Mandey, mengalami ujian hidup yang cukup berat. Alhamdulillah, berkat kegigihan saya, akhirnya saya diterima bekerja di sebuab perusahaan swasta. Sedikit demi sedikit kanin saya terus menanjak. Setelah itu, beberapa kali saya pindah kerja dan menempati posisi yang cukup penting. Saya pennah menjadi Manajer Divisi Utama FT Putera Dharma. Pernah menjadi Personel/General Affairs Manager Hotel Horison, tahun 1986-1989, Dan, sejak tahun 1990 sampai sekarang saya bekerja di sebuah bank terama di Jakarta sebagai Safety & Security Coordinator.

Kini, keadaan saya sudah relatif baik, dan saya sudah meraih semua kebahagiaan yang selama sekian tahun saya rindukan. Saya sudah tidak lagi sendiri, sebab Dra. Nasikhah M, perwira Kowad itu, kini menjadi pendamping saya yang setia, insya Allah selama hayat masih di kandung badan. Saya menikahinya tahun 1986. Dan, dan perikahan itu telah lahir seorarig gadis kedil yang manis dan lucu, namariya Achnasya. Sementara, Angelique, putri saya dari istri pertama, sampai hari ini tetap ikut bersama saya, meskipun ia masih tetap sebagai penganut Protestan yang taat.

Kebahagiaan saya semakin bertambah lengkap, tatkala saya mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama istri tercinta pada tahun 1989.

Kamis, 11 Juni 2009

5 Tips Menulis Iklan Online yang Efektif Mendatangkan Penjualan


Saat anda memulai bisnis internet, salah satu hal penting adalah berpromosi. Baik berpromosi secara online maupun offline. Di online, cara promosinya beraneka rupa. Baik yang menggunakan iklan berbayar maupun non berbayar.

Nah, saat anda menuliskan iklan, kemampuan anda dalam copywriting atau menuliskan iklan menjadi sangat penting. Karena itu menentukan apakah nantinya iklan anda diklik atau tidak.

Bagaimana cara menulis iklan online yang mematikan sehingga efektif mendatangkan penjualan?

Judul dan isi adalah kedua titik vital dalam iklan online. Pertama orang melihat judul. Selanjutnya, melihat isi untuk lebih meyakinkan mereka bahwa iklan tersebut yang memang diinginkannya. Karena itu, antara judul dengan isi harus solid.

Idealnya tips menulis iklan di bawah ini digunakan untuk iklan PPC (pey per click) yang mempertimbangkan keyword, seperti Adwords. Namun tak ada ruginya pula jika digunakan untuk iklan online secara umum. Tipsnya seperti di bawah ini:

* Pilih keyword. Dalam iklan, masukkan kata yang anda duga paling dicari target iklan anda. Misalkan saja, produknya berupa kopi yang dipasarkan Mas Sumartono kata apakah yang kira-kira dicari? Kopi nikmat, kopi enak, atau kopi lezat? Pilih salah satu.
* Buat beberapa rancangan judul. Andaikan memilih “kopi nikmat”, lalu coba buat dalam beberapa versi judul. Misalnya “Ingin Kopi Nikmat?”; “Cari Kopi Nikmat?”, “Ini Kopi Nikmat Kesukaan Anda!” dan lainnya.
* Menyantumkan jumlah pengguna. Masih mengenai judul, sebagai alternatif anda bisa buat judul yang menyebutkan jumlah pengguna produk tersebut. Sebagai contoh, misalkan bila produknya berupa bakso seperti blog baksowolu, bisa menulis “Bagaimana Rasa Bakso yang Minimal dinikmati 514 orang per harinya?”
* Perkuat dalam Isi. Setelah judul, anda tuliskan isi iklan anda. Pada isi, anda perkuat pesan yang ingin anda sampaikan. Memperkuatnya bisa dengan menampilkan keunggulan atau kekuatan produk anda.
* Hindari menyingkat. Sebagai contoh misalnya anda akan mengiklankan Formula Bisnis. Hindari menuliskan FB, lebih baik langsung ditulis Formula Bisnis. Mengapa? Karena pengunjung yang mengkliknya bisa salah kira. Dikiranya FB merupakan Facebook. Kalau demikian bisa jadi mereka mengklik yang tak diharapkan. Sehingga sangat mungkin mereka segera menutup iklan yang baru dikliknya. So, lebih baik langsung tuliskan nama lengkap produknya saja.

Kelima tips di atas tidak mutlak untuk iklan online. Anda mau gunakan untuk iklan offline seperti di spanduk, juga bisa. Dan yang penting dalam berpromosi, fokuskan pesan anda.

Silakan dicoba. Semoga bermanfaat.

Awas Penyakit Perfeksionis!


Saya dulu pernah terkena sindrom perfeksionis. Sebelum mulai membuat situs, saya selalu yakin dan optimis. “Situs ini pasti sempurna!” Lalu saya susun rencana, strategi-strategi pemasarannya, produk-produk andalannya, desain situsnya dll. Aha…situs ini pasti yang terbaik!

Setiap detil dari situs itu saya pertimbangkan baik-baik. Artikel-artikelnya juga harus yang terbaik dan tidak tertandingi. Itu yang menggebu-gebu dalam pikiran saya. Pokoknya…situs ini harus sempurna!

Tapi, kemudian apa yang terjadi? Saya selalu terpaku untuk yang terbaik. Apapun yang saya hasilkan, saya tak pernah puas. Karena, saya merasa selalu saja ada kekurangan. Jujur, saya takut kalau situs ini tak sesempurna yang saya bayangkan.

Namun hasilnya saya malah jadi tidak percaya diri. Apalagi kalau ada masukan dan kritik dari orang lain. Saya jadi semakin ciut. Dan, akhirnya ragu apakah situs ini benar-benar menjanjikan?

Ah! Kesempurnaan yang saya harapkan kok malah jadi hambatan untuk sukses?

Hehe… hal seperti ini memang kerap menghampiri para pebisnis internet. Semuanya ingin jadi sempurna. Pada intinya memang agar kita bisa mendapat banyak keuntungan.

Jika anda ingin punya hasrat menghasilkan situs yang paling OKE sedunia itu bagus. Keinginan seperti itu memang harus ditanamkan. Hanya saja, hasrat jadi sempurna itu punya efek samping. Dan, efek samping itu yang merugikan. Keinginan itu bisa melumpuhkan kemampuan anda yang sebenarnya. Hasilnya, tujuan-tujuan anda tidak akan tercapai.

Seperti yang tadi saya katakan di atas, misalnya, saya harus menulis artikel yang paling bagus! Karena pembaca hanya akan memilih yang terbaik. Konsekuensinya, saya terus menulis dan menulis. Satu tema saja bisa saya tulis berulang kali. Dan, saya masih tidak merasa puas. Apa anda juga pernah mengalami hal yang sama? Sangat tidak enak kan?

Semestinya kan saya bisa mengerjakan hal yang lain. Bukan berarti memberikan yang terbaik itu salah. Tapi, terlalu perfeksionis bisa memperlambat bisnis anda.

Akibat lainnya, kita jadi keras kepala. Kalau tidak sempurna, tidak akan terpakai. Pikiran jadi berat, jiwa juga lelah. Hasilnya, kita tidak akan bersemangat lagi menyelesaikan situs itu. Sementara anda masih saja terus cemas. “kok nggak bagus ya? Masih ada yang kurang deh!” Terus…dan terus…berpikiran demikian.

Akhirnya … situs yang harusnya launching bulan Agustus bisa molor sampai Agustus tahun depan. Wah…wah… gawat!

Selanjutnya, apa yang harus kita lakukan? Kalau dipikir-pikir, memuaskan semua orang itu kan tidak mungkin. Dan, kita memang tidak bisa memuaskan mereka seketika. Setiap pengunjung itu hanya akan mencari hal yang mereka butuhkan.

Kemudian kalau mereka menemukan kekurangan, mereka akan memberi respon. Apa saja yang kurang dari produk kita? Nah jadikan saran mereka sebagai umpan perbaikan. Asyik kan? Sambil bisnis kita tetap jalan, kita juga dapat kesempatan untuk perbaikan. Sebaliknya, kalau produk-produk anda juga tidak segera diluncurkan, bagiamana mereka bisa memberi respon. Iya kan?

Prinsipnya sederhana: Jadikan kesempurnaan itu sebagai motivasi. Tapi jangan sampai melewati batas waktu.

Maka, setiap kali anda punya ide cemerlang, segera susun rencana dan wujudkan!

Banyak yang bilang sukses berbisnis internet itu tidak perlu ide unik dan desain situs yang sempurna. Situs dengan kualitas rata-rata pun bisa menghasilkan uang yang anda inginkan. Intinya, perfeksionis itu penyakit menyebalkan!

Tapi, kini saya tidak khawatir lagi terjangkit penyakit perfeksionis. Saya sudah punya obatnya. Anda mau?

* Jangan tunggu ide revolusioner muncul di otak anda. Percuma, ini tidak akan terjadi. Fokus saja pada hal-hal yang sederhana dan lakukan sesegera mungkin.
* Jangan buang waktu untuk melakukan riset pasar. Luncurkan saja produk uji coba secepat mungkin. Untuk perbaikan produk, lakukan saja setelah launching.
* Jangan terlalu banyak punya rencana bisnis. Karena tidak semuanya bisa menghasilkan.
* Jangan buat rencana pemasaran besar-besaran. Akan lebih penting dan bermanfaat kalau masyarakat menyukai produk kita.
* Jangan hanya fokus pada jumlah uang yang anda hasilkan. Fokuslah pada pengunjung situs anda. Kalau produk anda sukses, uang akan datang sendiri. So, jangan jadikan uang sebagai tujuan.

Untuk sukses tidak perlu menyiksa diri kan? Intinya, segera wujudkan ide anda! Dan, selalu lakukan perbaikan…

Membuat Hari Senin Penuh Semangat!


iapa benci hari Senin? :-)

Setelah menikmati akhir pekan, tidak jarang ada yang mudah terjangkit rasa malas ketika Senin tiba. Serasa Senin merupakan hari yang teramat panjang dan membosankan. Berbanding terbalik dengan akhir pekan yang rasanya teramat singkat.

Apa benar demikian?

Setiap hari memiliki waktu yang sama 24 jam. Namun perpindahan dari hari libur ke hari kerja terkadang tak begitu saja diterima diri kita. Rasa malas yang begitu kuat muncul dan menggoda agar kita terus berada pada masa liburan.

Bagi yang sudah full membangun bisnis internet, liburan atau tidak tentu bukan soal. Uang terus mengalir kendati berlibur. Namun, bagi anda masih punya kewajiban lain untuk berangkat ke kantor atau sekolah misalnya, ada kalanya rasa malas begitu kuat membelenggu. Inginnya tiap hari sebagai hari libur.

Bagi anda yang merasa Senin dan hari kerja merupakan hari-hari menyebalkan, silakan simak tips-tips di bawah ini:

* Siapkan peralatan kerja. Malam hari sebelum tidur, siapkan perlengkapan anda untuk esok. Selesaikan tugas yang belum terselesaikan agar tak membuat anda kelabakan esok hari.
* Tatap dan cium anak anda. Bagi yang sudah dikarunia anak, sebelum tidur, coba tatap dalam-dalam wajahnya yang tengah terlelap, cium keningnya. Dan tumpahkan rasa cinta anda dengan berjanji melakukan yang terbaik untuknya. Hal yang sama lakukan ketika dia berangkat sekolah.
* Lipat selimut anda. Begitu bangun tidur, langsung lipat selimut anda. Bergegaslah ke kamar mandi. Cuci muka. Bagi yang muslim sekaligus mengambil air wudhu dan menunaikan sholat.
* Lihat luar rumah anda. Buka tirai atau gorden rumah dan rasakan sinar mentari yang begitu hangat. Bila anda yang sudah lama tak berolahraga, coba olahraga kecil baik lari atau jalan kaki keliling di sekitar rumah. Ajak serta anggota keluarga anda.
* Lihat dan ingat orangtua anda. Setiap rasa malas menyerang, ingat dan tatap orang tua anda. Ibu anda khususnya. Ingat saat anda masih dalam buaian dan gendongannya. Rasakan betapa besar rasa cinta dan pengorbanannya untuk anda. Berjanjilah untuk membahagiakan mereka.
* Tatap kembali cita-cita anda. Apa impian anda? Terus ACTION! Buat keluarga anda bahagia. Buat bangga orangtua anda.

Tiap hari adalah hari penuh semangat. Hapus kata “malas” dalam kamus hidup anda mulai detik ini dan seterusnya. Anda berjanji menjalani hari-hari anda dengan senang dan penuh semangat.

Mengutip dari webkios, tiap hari memiliki arti yang luar biasa. Senin adalah “Semangat Nan Indah”, Selasa berarti “Selalu Luar Biasa”, Rabu berarti “Rasakan bahagia dalam kalbu”, Kamis kepanjangannya “Kami Sukses”, Jumat berarti “Juga Amat Hebat”, Sabtu adalah “Saatnya Bersatu”, dan Minggu berarti “Mari ingat berkah seminggu”.

Mari semangat! Tidak lagi Senin menjadi hari menyebalkan. Kini tiap hari adalah hari-hari luar biasa, penuh bahagia, dan semangat.

Inilah 10 Patokan Membuat Situs Web yang Efektif Mendatangkan Penjualan Melimpah


Anda berencana membuat toko online? Atau sudah punya namun penjualannya tidak menggembirakan? Rasanya anda perlu tengok kembali situs web anda. Dan perhatikan kesepuluh patokan situs web efektif di bawah ini, apakah sudah melekat di situs web anda.

Untuk menghilangkan rasa penasaran anda, silakan langsung disimak.

1. Fokus di niche tertentu. Situs web anda perlu focus pada niche tertentu. Contoh yang baik misalnya seperti Arrahman Distro yang khusus menjual produk busana muslim.
2. Optimalkan SEO. Optimasi situs web anda seperti dengan menyiapkan title tags, meta description, meta keywords dan kode HTML yang dibutuhkan. Hal ini sedikit banyak ikut berperan mendongkrak posisi situs web anda di search engine.
3. Perbanyak keyword. Pada tiap halaman, isi dengan keyword utama dan tulis keyword antara 7 sampai 10 kali. Letakkan juga keyword sebagai anchor text.
4. Hindari memakai javascript dan frame. Penggunaan keduanya bisa menghambat spider search engine dalam mengcrawl secara sempurna seluruh isi situs web anda.
5. Konten prima. Lagi-lagi konten tetap jadi raja. Sekalipun itu dimaksudkan untuk toko online, konten yang memikat bisa menambah daya tarik produk anda. Sebagai contoh: umpamanya anda menjual produk obat pusing, anda mungkin bisa menulis “inilah ramuan yang disarikan dari jeruk nipis Gunung Ciremai dipadukan dengan garam pilihan dari Madura serta daun teh yang dipetik oleh tangan-tangan terampil di puncak Bogor. Dst… “ Di sini peran copywriting bisa menggugah sisi emosional dan logika calon pembeli.
6. Judul dan sub judul. Selain judul tambahkan sub judul pada tiap halaman. Tujuannya untuk meningkatkan perhatian pembaca.
7. Informasi seakurat mungkin. jelaskan spesifikasi, ukuran, jenis, bahan, atau apapun yang terkait dengan produk anda. Jelaskan dengan jelas.
8. Tes situs web di berbagai browser. Coba tes situs web anda di berbagai browser seperti FireFox, Opera, Internet Explorer, Chrome, dan lainnya. Pastikan tampilan yang anda harapkan terlihat di tiap browser. Selain browser, tes juga dnegan menggunakan layar komputer yang berbeda ukuran.
9. Tambahkan call to action. Orang sering lupa kalau tak diingatkan. Tambahkan pada akhir kalimat agar mereka segera melakukan pembelian.
10. Pelan tapi pasti. Mulai dari target yang kecil kemudian terus meningkat dan meningkat sampai akhirnya impian yang mungkin bahkan tak pernah anda pikirkan sebelumnya telah tercapai.

4 Tahap Proses Marketing Menyeluruh yang Perlu Anda Tahu


Kapankah aktivitas marketing dimulai? Apakah proses marketing baru dimulai hanya setelah sebuah produk siap dipasarkan?

Mungkin kebanyakan dari kita akan menjawab benar demikian. Proses marketing baru dijalankan setelah ada produk yang siap dipasarkan. Namun, dalam mata rantai marketing yang utuh, proses marketing sebenarnya harus sudah bekerja jauh sebelum produk diluncurkan. Bagaimana bisa?

Karena marketing bukan sekedar soal memasarkan produk yang sudah siap dijual. Namun marketing ikut berperan dari awal dalam menghasilkan produk berdaya jual tinggi.

Proses marketing diawali dari melihat peluang pasar, melakukan riset pasar, memilih target pasar, menyusun strategi marketing, merencanakan program marketing, lalu menyusun, meng-ACTION-kan, dan memantau hasilnya.

Pandangan awam yang menganggap proses marketing sebatas menyusun strategi marketing sampai evaluasi bisa berakibat fatal. Bukan saja berakibat tak lancarnya penjualan produk, namun bisa mengakibatkan biaya marketing yang tinggi dan tak efektif.

Biar lebih jelas, mari kita bahas secara runtut empat tahap proses marketing berikut ini:

1. Melakukan Riset Pasar. Proses marketing dimulai dari riset pasar untuk melihat seberapa besar potensi pasar, mengukur tingkat kebutuhan pasar, peluang pasar, dan ragam segmen yang tersedia. Juga mengetahui tingkat persaingan di pasar tersebut.
Sebagai contoh, sebelum meluncurkan Rumusan Rahasia Blogging, saya lihat betapa pasar blogging begitu besar. Tingkat kebutuhannya sangat tinggi. Pemilik blog masih sangat terbatas. Dan setahu saya, belum ada produk lain yang secara menyeluruh membahas secara tuntas dari A sampai Z tentang blogging. Rahasia Blogging bukan sekedar membahas tentang bagaimana membuat blog dan menghasilkan uang dari blogging. Namun lebih dari itu membuat blog sukses spektakuler.
2. Mengembangkan Strategi Marketing. Dengan memperhitungkan keunggulan anda, anda siapkan strategi positioning dan brand produk anda.
3. Menetapkan Program Marketing. Dari strategi marketing tersebut, kemudian lebih rinci ke program marketing. Apa sajakah program marketing yang anda rencanakan? Misalkan ketika baru meluncurkan produk, anda bertumpu pada SEO, PPC, dan beriklan di situs web iklan seperti iklan jitu.
Pada tahap ini, anda perlu hitung total anggaran marketing, alokasi pengeluaran di tiap program marketing yang dijalankan.
4. Evaluasi dan Perbaikan. Pada tahap terakhir ini kita lihat bagaimana hasil dari program-program marketing tersebut. Sudah sesuaikah dengan target anda? Dan dari hasilnya anda bisa rumuskan kembali program marketing apa yang perlu diperbaiki, mana yang perlu diperkuat, mana yang perlu dikurangi atau mungkin perlu ditiadakan. Dan begitu seterusnya.

Intinya selalu ukur program marketing anda. Sebab marketing merupakan proses berkelanjutan yang terus mengiringi dan menentukan keberhasilan bisnis internet anda.

Bagaimana? Anda sudah siap merancang program marketing untuk bisnis internet anda dan meng- ACTION-kannya? Ikuti keempat tahap proses marketing menyeluruh diatas agar kegiatan marketing anda lebih terencana dan terarah.

Menu Blogging: Empat Sehat, Lima Sempurna!


Habis membaca tulisan Mas Candra berjudul Appetizer sampai Dessert-Menu Wajib Blogger, saya terinspirasi membuat tulisan ini. Menu “empat sehat lima sempurna” adalah soal mengkonsumsi informasi. Agar nantinya blog yang kita kelola bisa menyajikan informasi “bergizi” seimbang. Sehingga pembaca pun betah menikmatinya.

Apa sajakah menu blogging empat sehat lima sempurna?

Saya masih ingat, beberapa bulan lalu ada salah seorang member, Mas Surya, yang bertanya bagaimana JokoSusilo.com bisa menghadirkan konten yang selalu menarik dan rasanya tak pernah kehabisan ide. Saya katakan untuk bisa menulis dengan baik, kita perlu suplai “makanan” yang juga berkualitas.

Selain mengkonsumsi “makanan” berbayar, saya pun mengkonsumsi non-berbayar. Dari suplai informasi-informasi berkualitas tersebut, kita mengunyah dan mencernanya. Sehingga kemudian kita pun mampu menghasilkan “makanan” yang layak ditunggu siapapun.

Lalu hubungannya dengan menu blogging? Agar blog anda pun bisa menghasilkan konten-konten yang menarik, serta pengembangan content dan blog anda bisa berjalan lancar, perhatikan “konsumsi” informasi anda, apakah sudah empat sehat lima sempurna?

1. Informasi Dasar. Informasi dasar merupakan “makanan pokok” anda. Dan “makanan” ini bisa tergantung dari niche blog anda. Sebagai contoh, kalau nichenya adalah pendidikan seperti punya Mas Eko Budoyo, mungkin seperti situs web Diknas menjadi langganan. Alternatif lain? Ensklopedi seperti Wikipedia, bisa menjadi tempat mencari informasi dasar. Kalau tentang bisnis internet dan marketing, blog JokoSusilo.com bacaan wajib anda. :-)
2. Informasi Teknis. Setelah mengetahui informasi dasar, anda pun perlu mengkonsumsi teknis-nya. Mungkin berupa langkah-langkah atau tutorial. Sebagai contoh seperti di tutorial untukku. Informasi teknis ini ibarat “lauk-pauk” yang berisi protein untuk memperkuat struktur dan sel blog atau situs web anda.
3. Informasi Segar. Anda juga perlu informasi yang fresh untuk mengetahui hal-hal yang sedang heboh diperbincangkan. Informasi ini bisa anda temukan di portal berita seperti detik.com atau Google News. Fungsi informasi jenis ini seperti sayur-sayuran yang akan menyegarkan tubuh anda. Dan yang jelas, tak membuat anda ketinggalan informasi.
4. Motivasi. Seperti “buah-buahan” yang penuh vitamin, blog motivasi bisa membuat anda semangat. Di sanalah, fungsi posting motivasi seperti punya Mas Arief dan Pak Wuryanano memainkan peran.
5. Produk Berbayar. Seperti susu yang mengandung berbagai macam kandungan, dari protein, lemak, kalsium, sampai vitamin, begitupun biasanya yang terdapat dalam produk berbayar. Di dalamnya, segala hal sudah dijelaskan dengan lengkap, sehingga anda dengan mudah dapat langsung mempraktekkannya. Anda sudah mengkonsumsi Rumusan Rahasia Blogging?

Tentu saja, dalam mengkonsumsi kelima jenis informasi tersebut jangan sampai anda mengkonsumsi berlebihan. Sehingga mengakibatkan anda mengalami over load informasi yang berakibat mengalami “obesitas blogging”. Tanda-tandanya adalah anda keasikan mengkonsumsi dan “NO ACTION!” Untuk mengantisipasinya, anda perlu melakukan fitness blogging. Mengkonsumsi secara bertahap dan terus ACTION adalah langkah bijak untuk membuat blog sukses spektakuler.

Bagaimana menurut anda? Sudah “empat sehat lima sempurna”-kah menu blogging anda?

Inilah 10 Tips Menulis Review Produk agar Penjualan Laris Manis


Dalam tiga jurus ampuh menjadi super reseller, yang bisa anda baca di member area Formula Bisnis dan Rahasia Blogging, poin pertama adalah melakukan presell atau mereview produk tersebut. Melakukan pra penjualan dengan mereview produk bisa meningkatkan daya tarik calon pembeli produk anda.

Lalu bagaimana cara menulis review produk agar penjualan laris manis?

1. Pilih judul yang menarik dan unik. Misalnya 20 alasan memilih FormulaBisnis. Pastikan nama produk yang anda pasarkan dicantumkan dalam judul.
2. Jelaskan apa isi produk tersebut serta manfaatnya. Deskripsikan terlebih dahulu apa sebenarnya produk yang anda tawarkan. Bila ebook, jelaskan sebagai ebook (buku elektronik). Bila software, sebut sebagai software. Serta apa saja manfaat yang didapat pembelinya. Contoh seperti dilakukan Mas Endarta.
3. Penilaian anda. Bagaimana penilaian anda terhadap produk tersebut? Seberapa besar rekomendasi anda?
4. Tambahkan analisa anda. Seperti yang dilakukan rekan Edris Ernawan dalam reviewnya di sini.
5. Cantumkan garansi. Bila produk tersebut memberikan garansi, jangan lupa anda sebutkan pula garansinya.
6. Bonus. Bonus apa saja yang didapatkan bila membeli produk tersebut. Selain bonus yang didapat dari pemilik produk, sangat baik bila anda memberikan nilai tambah tersendiri. Tidak selalu harus ebook, nilai tambah yang bisa anda berikan juga berupa jasa, seperti dilakukan Mr-Mung.
7. Kelebihan produk. Apa saja kelebihan produk tersebut? Sampaikan dengan jelas dari kaca mata personal anda.
8. Kekurangan produk. Kekurangan produk bisa mungkin juga anda sampaikan. Namun, sebisa mungkin ubah kekurangan tersebut menjadi kekuatan. Sehingga memperkuat penawaran anda.
9. Menunjukkan komisi yang didapat. Uang merupakan magnet yang kuat. Sebagai pilihan, bila anda telah mendapatkan komisi, anda bisa tunjukkan komisi yang anda terima tersebut.
10. Menuliskan review lanjutan. Misal, cerita atau pengalaman yang berkaitan dengan produk tersebut. Contohnya seperti yang di sampaikan di blog dafidriau.

Sebagai tambahan, untuk mempercepat penjualan produk, silakan baca juga rahasia menjual produk lebih cepat dan 10 langkah mengeruk komisi sebagai affiliate.

Bagaimana? Sudahkah anda mereview produk yang anda promosikan?

Mesin Uang Online Dimulai dari Pikiran Anda


Jauh sebelum menghasilkan uang dari internet, anda baiknya berpikir apa yang ingin anda capai dari bisnis anda. Seberapa besar bisnis online anda nanti?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita bahas kata “besar” di sini. Tentukan porsi “besar”-nya bisnis anda. Bermainlah dengan isi kepala anda. Besarnya bisnis ini yang akan menuntun anda melangkah. Merangkai jalur-jalur bisnis akan memudahkan anda mencapai tujuan bisnis.

Saat anda sudah punya misi besar untuk masa depan anda, anda tak akan ragu melangkah. Meskipun banyak tantangan yang harus anda taklukkan.

Biasanya yang terjadi begini, waktu pertama kali terjun di bisnis online anda mendapat banyak godaan. Benar, saya berani pastikan anda lebih memilih pekerjaan offline anda yang memberikan pemasukan pasti setiap bulan daripada menekuni bisnis internet.

Wajar, setiap orang yang terjun di bisnis internet tidak serta merta mendapat uang besar. Yang kita dapat hanya uang kecil pada awalnya. Selain itu, sering kali pebisnis pemula dihinggapi rasa bosan. Ketika pekerjaan anda menuntut anda untuk duduk seharian penuh di depan komputer, rasa penat pasti gampang muncul. Apalagi, setelah anda duduk ratusan jam dan belum menghasilkan uang yang lumayan.

Nah, di sini anda harus bisa mengendalikan pikiran anda. Tidak ada yang mudah di awal. Kesuksesan pasti selalu datang seiring dengan besarnya usaha yang kita lakukan. Bulan pertama lazimnya kita mendapatkan bayaran yang tidak setimpal dengan usaha, tapi tunggu saja di bulan-bulan berikutnya. Penghasilan anda akan terus meningkat tiap minggunya. Asal, prospek bisnis internet yang anda bangun cerah, masa depan anda juga ikut terang benderang. Contoh, seperti Mas Muklis yang sudah mampu membeli komputer baru dari hasil bisnis online.

Kuncinya: bukan bisnis apa yang bisa membuat anda kaya. Tapi, bagaimana membuat bisnis yang bisa membuat anda kaya raya.

Ingat, bisnis apapun bisa membuat anda kaya. Tak perlu berpikir terlalu jauh. Cari cara bagaimana target pasar anda menemukan produk anda! Itu saja sudah cukup. Selama harga yang anda tentukan bisa dijangkau oleh mereka, pastilah produk anda laris. Mempertemukan kutub “penawaran dan permintaan” ini lebih penting dan menghasilkan.

Selanjutnya, jadikan diri anda berbeda dari orang lain. Jika orang lain menganggap Rp 10 juta adalah jumlah yang besar, maka anda harus berpikiran bahwa Rp 10 juta itu kecil. Tanamkan dalam pikran anda, “dalam sekejap saya bisa menghasilkan uang Rp 10 juta.” Saat orang lain perlu waktu 1 bulan untuk menghasilkan Rp 10 juta, maka anda harus menetapkan Rp 10 juta bisa anda raih dalam waktu sehari.

Berbeda halnya jika anda menganggap Rp 10 juta sebagai jumlah yang maksimal bisa anda dapatkan, selamanya usaha anda akan terpatok di angka Rp 10 juta. Tentu anda tak mau mandeg di penghasilan nominal tertentu bukan? Tanamkan di benak anda bahwa penghasilan anda harus terus bertambah dan bertambah setiap bulan!

Satu hal lagi, saat bekerja tak perlu memantau tumpukan uang yang masuk ke rekening anda. Yang terpenting anda ikut mengalir dalam irama kerja yang sudah anda buat. Saat anda sudah menentukan besar penghasilan, uang akan masuk sendiri ke rekening anda sesuai yang anda harapkan. Ini konsep menghasilkan uang dari internet yang sering orang abaikan.

Pikiran anda akan menentukan langkah-langkah anda. Tapi, jangan lantas hanya berpikir saja. Tetap anda butuh ACTION! Kalau cuma berpikir dan berpikir, uang tak akan menghampiri anda.

Anda setuju? Bagaimana pendapat anda?

Kesederhanaan adalah Kekuatan Luar Biasa


Tidak sedikit orang yang mudah terpesona dengan hal-hal yang kompleks dan rumit. Dalam pikirannya, segala yang rumit atau kompleks, pastilah luar biasa, canggih, dan ‘wah’. Namun sayangnya kadang pandangan tersebut dibarengi dengan menganggap remeh hal-hal sederhana. Kesederhanaan dipandang hanya sebelah mata.

Apakah benar kesederhanaan itu tidak luar biasa dan powerful?

Menyadari betapa dunia saat ini sudah begitu kompleks merupakan satu kenyataan yang tak terbantahkan. Perkembangan teknologi dan komunikasi melesat begitu cepat. Teknologi-teknologi terbaru terus bermunculan.

Betul kalau sekarang dunia kita begitu kompleks. Namun, kerumitan tak seharusnya kemudian ditampilkan dengan wajah seadanya. Yang hebat menurut saya adalah mampu menjadikan segala hal yang begitu rumit menjadi jauh lebih sederhana. Agar siapapun bisa menikmatinya dengan nyaman.

Anda bisa lihat Google. Di balik kerumitan Google dalam proses pembuatannya, Google menawarkan hal yang sangat sederhana kepada para penggunanya. Bila anda ingin mencari sesuatu, anda cukup mengetikkan kata yang dicari, dalam sepersekian detik hasil pencarian langsung muncul.

Kemudahan dan kesederhanaan Google membuatnya menjadi search engine nomor satu di dunia. Kesederhanaan Google itu pula yang menjadi trend-setter di kalangan search engine lain. Dan menjadikan “simplicity web” sebagai falsafah acuan bagi para pembuat situs web di dunia.

Bukan hanya dalam desain dan isi (content) web, bahkan dalam jiwa Google, kekuatan kesederhanaan itu begitu kuat merasuk. Sehingga produk-produk keluaran Google selalu memancarkan kekuatan kesederhanaan itu.

Karena memang seperti yang juga saya yakini: kesederhanaan adalah kekuatan yang luar biasa.

Sederhana membuat kita fokus.
Sederhana membuat hidup kita lebih simpel.
Sederhana membuat hidup lebih seimbang.
Sederhana membuat tindakan kita lebih efektif dan efisien.
Sederhana membuat hidup anda lebih mudah.

Anda pun bisa mulai hidup yang sederhana namun luar biasa. Mulai dari pikiran anda detik ini juga. “Rapikan pikiran anda. Carut marut pikiran, urai dan aturlah kembali. Dan rasakan hasilnya. Anda akan bisa berpikir jauh lebih jelas!”

Kesederhanaan. Itulah kata kunci yang menjadi rahasia bisnis internet saya selama ini. Berkat kesederhanaannya, FormulaBisnis menjadi satu-satunya bisnis internet di Indonesia yang bertahan lebih delapan tahun dan terus berkibar.

Mulailah bisnis internet anda dengan cara sederhana. Cukup tiga langkah. Anda memiliki produk, membuat situs web, dan mengalirkan traffic. Maka bisnis internet anda sudah berjalan.

Mengapa kita harus membuatnya menjadi rumit bila yang sederhana terbukti berhasil? Bagaimana pendapat anda?

Tentukan Target anda Sekarang!


Satu pertanyaan klasik selalu terlontar tiap tahun baru tiba. “Apa target saya tahun ini?”

Jika anda sudah punya jawabannya, itu bagus. Karena, dengan memiliki target yang jelas, anda akan melangkah lebih percaya diri.

Mungkin saja di antara kita masih ada yang kecewa dengan target yang belum tercapai tahun lalu. Tapi, kekecewaan ini harus segera diatasi. Waktu sangat berharga karena ia tidak bisa diputar ulang. Jadi, apa gunanya berlarut-larut dalam kekecewaan?

Buka pikiran dan hati anda dan ingat, kita masih punya kesempatan di tahun berikutnya. Ya, kesempatan emas di tahun ini. Percayalah tahun ini sesuatu yang luar biasa akan terjadi dan mengubah hidup anda, bahkan juga orang-orang di sekitar anda.

Keyakinan seperti ini juga saya tanamkan pada diri saya. Bahkan sejak dulu saat saya mulai memutuskan ‘Ya! Saya akan mulai dan sukses di bisnis internet!‘

Berbekal rasa optimis, ketekunan, dan kerja keras, satu persatu tujuan saya tercapai. Saya yakin, anda tentu juga bisa melakukannya lebih dari saya.

Ucapkan pada diri anda, “Tahun 2008 adalah tahun saya!”

Segarkan pikiran, ciptakan peluang-peluang baru! Kembangkan berbagai kreativitas baru dalam bisnis. Tinggalkan strategi lama yang sudah usang dan tidak mendatangkan hasil, dan mulai gunakan strategi baru. Terbukalah pada perubahan!

Jika anda punya tujuan, petakanlah! Susun berdasar jangka waktunya. Ada jangka panjang, menengah, dan jangka pendek, kemudian jalankan. Tetapi, jangan lupa juga untuk menjalaninya secara alami. Jangan sampai target-target itu justru membelenggu anda. Jangan biarkan diri anda tertekan karena banyak target jangka pendek yang tidak terpenuhi sehingga merasa khawatir gagal meraih apa yang sudah diidam-idamkan. Ini bahaya!

Tujuan hanyalah poin-poin atau jalur penanda. Kurang lebih seperti rambu lalu lintas yang akan membantu anda agar tidak tersesat atau menuju arah yang salah. Jadi, cobalah bersikap lebih terbuka dan fleksibel. Rebut setiap kesempatan yang membantu anda ke arah tujuan. Lakukan hal-hal yang sekiranya realistis dan dapat anda lakukan.

Di bawah ini ada beberapa hal yang bisa anda renungkan:

1. Biarkan setiap kejadian merubah hidup anda. Anda harus mau berkembang karena andalah orang yang menciptakan dan menghidupkan adanya perubahan itu. Terbukalah pada pengalaman-pengalaman yang sebelumnya pernah anda alami. Anda harus mau belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalu…
2. Proses itu lebih penting dari hasil. Jika hasil mengendalikan proses, kita hanya akan jalan di tempat. Kita akan selalu terpaku di tempat kita ada sekarang. Tidak berkembang! Sebaliknya, jika proses mengendalikan hasil, meski kita belum melihat tujuan kita, tapi kita tahu pasti kita akan sampai disana. Yakinlah!
3. Mulailah dari manapun anda berada. Ketidaktahuan untuk memulai dari mana sering membuat kita tidak beranjak. Ambilah inisiatif. Lakukan dari manapun anda berada, sekarang juga!

Jadi, tentukan target dan tujuan anda tahun ini. Andalah yang menjadi penuntun target. Andalah pusat dari target-target anda. Andalah yang mengendalikannya, bukan target yang mengikat anda. Dan, jangan pernah berhenti berubah… ke arah yang lebih baik tentunya…

5 Kesalahan Mendasar yang Harus Dihindari bagi Anda yang Berniat Memiliki Produk Sendiri


Bagi anda yang sudah bergabung dengan Formula Bisnis dan Rahasia Blogging, pastinya sangat menyadari betapa penting memiliki produk sendiri. Punya produk sendiri berarti anda sedang merintis tambang uang anda.

Namun begitu, bila saya perhatikan, kadang ada produk yang baru diluncurkan tak lolos dari jeratan kesalahan-kesalahan mendasar. Apa sajakah itu? Berikut ini kesalahan-kesalahan mendasar yang tak boleh terjadi pada anda yang berniat memiliki produk sendiri.

1. Tidak melakukan riset pasar. Hanya berdasarkan intuisi atau keinginan mungkin. Lalu terburu-buru membuat produk informasi. Seharusnya, anda mulai dari meneliti pasar di internet. Bagaimana caranya? Silakan baca 6 cara meriset pasar agar bisnis internet berjalan lancar.
2. Tidak melihat peta persaingan. Di beberapa ceruk pasar mungkin tingkat kompetisinya sudah terlalu tinggi. Bila anda nekad untuk bermain di ceruk tersebut dengan persiapan seadanya, hampir bisa diprediksi kalau bisnis internet anda gagal.
3. Isi produk tidak fokus untuk konsumen. Terkadang kita terlalu asyik dengan diri sendiri saat membuat produk. Kita jadi abai dengan apa yang sebenarnya diperlukan oleh (calon) konsumen kita. Karena itu, camkan baik-baik kalimat berikut di otak anda. Saat membuat produk informasi, selalu tanyakan “apa yang mereka butuhkan? Apa gunanya bagi mereka? Apakah bagian ini bermanfaat bagi mereka?” Kualitas produk anda, seperti disebut Mas Sumartono, menjadi salah satu faktor kepuasan pelanggan.
4. Tak tahu hal-hal yang efektif atau tidak. Kalau yang ini anda akan temukan jawabannya seiring proses. Di awal, ketika anda mencoba berbisnis internet, anda belum tahu mana tempat beriklan yang efektif untuk produk anda, bagian mana dari halaman anda yang perlu diubah dan berefek terhadap penjualan, dan keyword apa yang paling banyak mendatangkan penjualan. Namun sering proses bisnis internet anda, anda akan temukan jawabannya.
5. Akhirnya marketing intinya. Ketika produk anda sudah jadi, pada akhirnya soal marketing yang berbicara. Banyak sekali mungkin produk yang bagus, namun tak jadi laris manis karena marketingnya tak jalan. Atau mungkin jalan, namun setengah-setengah. Atau langkah marketing jalan, namun jalan marketing yang diambil keliru.

Soal marketing pada intinya sederhana: “anda membawakan produk yang tepat pada orang yang tepat, dengan cara yang tepat, dan dalam waktu yang tepat!”

Baiklah. Bagaimana menurut anda? Silakan sampaikan pendapat anda dengan mengisi komentar.

Dan ikuti terus blog JokoSusilo.com. Karena dalam waktu dekat akan ada kejutan paling menghebohkan yang akan menggemparkan jagad bisnis internet dan blogging tanah air. Nantikan saja…

Bagaimana Membuat Penghasilan Terus Meningkat Tanpa Henti


Anda “bosan” dengan penghasilan yang diterima saat ini? Tak pernah naik apalagi di masa yang kian berat seperti sekarang ini? Tak perlu frustasi atau menyerah. Selalu ada jawaban untuk setiap kesulitan.

Yang pasti, kalau anda ingin meraih penghasilan yang lebih baik dan cara yang anda lakukan selama ini tak bisa diandalkan, anda perlu cara baru untuk mewujudkannya. Kalau anda masih melakukan cara yang sama, pasti hasil yang didapat pun tak jauh berbeda.

Tapi sebelum sampai ke Z, mari kita mulai dari A terlebih dulu. Jika anda mau mengubah hidup anda, anda perlu pondasi yang kokoh sebelum mencapai tahap itu. Agar saat anda sudah menikmati penghasilan seperti “pancuran air yang tak pernah mampet” atau ketika uang sudah bukan lagi segalanya, anda sudah memiliki kesiapan mental.

Fakta pertama yang perlu kita terima adalah kesuksesan itu bertumpu pada seberapa jauh produktivitas kita. Dan mengenai cara meningkatkan produktivitas, banyak buku dan pakar yang menyebut pentingnya manajemen waktu. Kita disarankan untuk membiasakan mengukur hasil dalam rentang waktu tertentu. Kalau dalam soal penghasilan misalnya, waktu yang sudah kita keluarkan dibandingkan dengan uang yang kita dapat.

Konsep ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari konsep “waktu adalah uang”. Kalau dalam konsep sebelumnya tersebut, belum ada ukuran yang jelas. Sedangkan dalam konsep pengembangannya ini, kita diajak untuk lebih ketat dan terarah dalam mengukur produktivitas kita.

Contoh cara gampang yang bisa anda praktekkan adalah dengan menghitung penghasilan anda dalam setiap jam. Pertama, anda tinggal tetapkan penghasilan yang ingin didapat dalam setiap jam. Kemudian anda tinggal menggunakan acuan penghasilan itu untuk memilih pekerjaan yang sepadan dengan “tarif” anda.

Lalu kalau anda ingin mendapatkan uang lebih banyak, anda tinggal menaikkan tarif per jam anda. Sehingga anda bisa memilih melakukan aktivitas yang bisa menghasilkan uang sesuai tarif baru yang anda tetapkan.

Bingung?

Contohnya begini. Kalau selama ini anda misal mematok penghasilan Rp 50 ribu/ jam dan ingin mendapat Rp 80 ribu/ jam. Maka anda tinggal mengurangi pekerjaan yang hanya menghasilkan Rp 50 ribu/ jam dan mengalihkannya ke aktivitas yang menghasilkan Rp 80 ribu / jam.

Cara ini mungkin sudah banyak yang tahu. Dan saya pun termasuk yang menerapkannya. Tapi setelah dijalani cukup lama, meski ada sisi plus-nya, tapi dalam jangka panjang konsep ini bisa sangat membahayakan keuangan anda.
Anda pasti tanya kenapa. Mengenai apa saja plus minus-nya, saya beberkan di posting berikutnya.

Oh ya, kalau anda sendiri bagaimana trik untuk terus meningkatkan penghasilan? Mari bagikan pengalaman anda kepada kawan-kawan lainnya.