Senin, 22 Desember 2008

PROFIL PSMS MEDAN

Berdiri: 1950
Alamat: Jl Candi Borobudur (Stadion Kebun Bunga), Medan
Telepon :(061) 4519118
Ketua Klub: Abdillah
Stadion: Jatidiri Semarang

Sejarah Singkat

Persatuan sepakbola Medan dan sekitarnya atau biasa disingkat PSMS Medan adalah sebuah klub sepakbola tanah air yang berbasis di Medan, Sumatra Utara. Tim berjuluk Ayam Kinantan ini berdiri sejak April 1950, meski sejak 1930 telah berdiri klub Medansche Voetbal Club (MSV) yang diyakini merupakan embrio terbentuknya PSMS.

Sejak dahulu kota Medan memang dikenal dunia oleh karena perkebunan tembakau Delinya. Tak heran jika logo PSMS berupa daun dan bunga tembakau Deli. Permainan keras, cepat, dan ngotot, menjadi
karakter tim kebanggaan warga Kota Medan dan sekitarnya ini. Mungkin itu pula yang membuat tim ini pernah menjadi salah satu jawara di era perserikatan, yang hingga sepakbola Indonesia memasuki era profesional, PSMS tetap disegani meski belum pernah sekalipun tampil sebagai juara.

Pasang surut prestasi pun mewarnai perjalanan tim "Plat Merah" ini. Terlebih setelah sempat terdegradasi ke divisi satu pada musim 2003. Untungnya hanya semusim tampil di kasta kedua kompetisi sepakbola nasional, PSMS kembali ke divisi utama. Setelah itu prestasi tim ini terus membaik hingga akhirnya tampil sebagai finalis, yang membuat mereka nyaris memenuhi ambisinya dan mengantongi tiket ke Superliga, kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional.

Sayang jelang digelarnya Superliga medio 12 Juli 2008 silam, tim ini masih dipayungi dengan polemik internal pengurus dengan pihak pengelola yang mencuatkan pengunduran diri PSMS Medan dari
Superliga. Untungnya di detik-detik terakhir Badan Liga Indonesia (BLI), selaku pelaksana regulasi kompetisi non-amatir di tanah air, akhirnya mengumumkan jika PSMS tetap menjadi salah satu dari 18
tim kontestan yang lolos untuk tampil di kompetisi yang baru pertama kali digulirkan ini.

Kiprah Di Superliga

Polemik yang terjadi jelang bergulirnya Superliga 2008/09 rupanya cukup memengaruhi persiapan Ayam Kinantan. Terlebih setelah sejumlah pilar andalanya hengkang ke Persik Kediri. Tak ayal membuat tim yang sebelumnya cukup disegani ini menjadi keropos. Sebab skuad PSMS mayoritas dihuni pemain muda dan minim jam terbang.

Memang, manajemen PSMS di bawah kendali Sihar Sitorus, selaku pengelolah tim tersebut sukses menggaet bomber timnas Indonesia Elie Aiboy, jelang berakhirnya pendaftaran pemain. Namun apalah artinya seorang pemain timnas tanpa di dukung pemain lain. Akibatnya, prestasi tim besutan pelatih Erick William yang menggantikan posisi Iwan Setiawan yang di depak manajemen karena dinilai gagal mengangkat prestasi PSMS, tetap saja tidak bisa berbuat banyak.

Hingga jelang berakhirnya putaran pertama Superliga, PSMS baru mengumpulkan 11 poin dari 16 pertandingan. Hasil dari sekali menang, delapan kali seri, dan tujuh kali kalah yang membuat mereka mantap di zona degradasi. Posisi yang sangat ironis jika dibandingkan dengan musim lalu yang mampu tampil sebagai finalis. Sayang di babak pamungkas mereka harus mengakui keunggulan Sriwijaya Football
Club (SFC).

Peluang Juara

Melihat posisi PSMS Medan yang saat ini berada di zona degradasi dan terpaut 28 poin dengan pimpinan klasemen Persipura Jayapura, semuanya pasti sepakat jika Elie Aiboy dan kawan-kawan sangat sulit
untuk bisa tampil sebagai juara di kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional musim ini, terlebih jika manajemen tidak menambah amunisi skuad timnya.

Namun sekecil apa pun, peluang itu tetap ada. Apalagi dengan berhembusnya rumor jika beberapa mantan pilar andalan PSMS yang berada di Persik Kediri bakal kembali menyusul krisis finansial yang dialami Macan Putih. Hal tersebut membuat Markus Horison dan kawan-kawan diberi pilihan oleh manajemen Persik, menerima pemotongan gaji atau pindah ke klub lain.

Sayang rencana itu disambut dingin manajemen PSMS. Dalam percakapan dengan GOAL.com beberapa waktu lalu, manajer Sihar Sitorus mengaku sangat sulit hal tersebut bisa terwujud. Itu karena harga
pemain-pemain yang merupakan hasil binaan PSMS dipastikan tidak terjangkau, meski diakuinya rumor tersebut sangat menyenangkan. Sebab jika hal itu bisa terwujud, kekuatan PSMS Medan dipastikan bakal kembali seperti semula. Harapan meraih juara pun bisa kembali diapungkan.

Prestasi

Perserikatan

Runner-up: 1954, 1957, 1992
Juara: 1967, 1971, 1975, 1983, 1985,

Liga Indonesia (LI)
1994/1995: Peringkat ke-9 Divisi Utama Wilayah Barat
1995/1996: Peringkat ke-11 Divisi Utama Wilayah Barat
1996/1997: Peringkat ke-10 Divisi Utama Wilayah Tengah
1997/1998: Peringkat ke-1 Divisi Utama Wilayah Tengah (Liga dihentikan)
1998/1999: Semifinalis Divisi Utama ( Juara Grup A, Peringkat ke-2 Grup Q Babak 10 Besar)
1999/2000: Babak Delapan Besar Divisi Utama (Peringkat ke-4 Wilayah Barat)
2001: Semifinalis Divisi Utama (Juara Wilayah Barat, Juara Grup Barat Babak 8 Besar)
2002: Peringkat ke-11 Divisi Utama (Degradasi)
2003: Divisi Satu, Peringkat ke-2 (Juara Grup A)
2004: Peringkat ke-7 Divisi Utama
2005: Peringkat ke-4 Divisi Utama
2006: Peringkat ke-5 Wilayah Satu
2007: Runner-up

Gelar lain

2005: Peringkat ke-4 Copa Dji Sam Soe
2005: Juara Piala Emas Bang Yos II, di final mengalahkan tim asal Singapura Geylang United FC 5-1.
2005: Juara Piala Emas Bang Yos III, di final mengalahkan Persik Kediri 2-1.
2006: Juara Piala Emas Bang Yos IV, di final mengalahkan PSIS Semarang dengan 4-2 melalui drama adu penalti dan PSMS dinobatkan sebagai pemilik abadi Piala Emas Bang Yos.

0 komentar: